“Menurun drastis [pendapatan], apalagi sekarang pandemi, jualan cuman buat dimakan sendiri, enggak ada tabungan, enggak tahu besok gimana, padahal Pak Jokowi katanya dulu bakal bantuin rakyat kecil, wong kami rakyat kecil tapi enggak ada [bantuan] itu,” ucap perempuan yang akrab dipanggil Ratmi itu.
Baca juga : PKS Ngaku Temukan Penambahan dan Penghilangan Pasal di Draf Final UU Ciptaker
Sementara, dia masih harus menyekolahkan anaknya yang berusia 15 tahun 2 bulan ke SMA swasta karena ketentuan usia dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Anak saya itu, bisa masuk SMA Negeri, malah masuk swasta karena usianya kurang tua, duit keluar banyak, angel tenan,” keluh Ratmi.
Senada, Abdullah (48), warga Madura yang merantau ke Jakarta, ketika ditanya pendapatnya soal setahun Jokowi menjabat menjawab, “Enggak ada manis-manisnya, pahit hidup saya malahan di sini.”
Baca juga : MUI Bakal Usulkan Fatwa Nyeleneh Baru, Masa Jabatan Presiden 7-8 Tahun per Periode
Abdul, yang ikut aksi demo menolak Omnibus Law pada 13 Oktober, menyebut di masa pandemi Jokowi malah membiarkan kebijakan yang kontroversial muncul seperti Omnibus Law, bukannya membuat suasana aman. Terlebih, proses pembahasannya pun tak transparan.
“Omnibus Law yang mana? Enggak ada. Kenapa enggak ada? Karena kalau dibaca sama rakyat, udah mampus ketauan [rakyat], bakal susah, makanya disembunyikan,” cetus dia.
Sobirin (32), yang sehari-hari berdagang di daerah Kebayoran Baru, Jaksel, mengaku tak puas dengan kinerja Jokowi-Ma’ruf bila dibandingkan periode Jokowi-Jusuf Kalla.
Baca juga : FPI Nilai Setahun Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Gagal Total karena Tidak Berdasarkan Alquran dan Sunnah
“Terus terang saya enggak puas. Makin kesini makin parah aja [kebijakannya]. Jauh jika dibanding periode pertama,” kata dia.
Ia pun memberi nilai 5 dari skala 1-10 terhadap kinerja Jokowi-Ma’ruf dalam satu tahun pemerintahannya.
“Harapannya ke depannya Pak Jokowi bikin kebijakan yang merakyat lah. Karena sekarang istilahnya yang kerja, gaji diturunin, apa-apa diturunin. (Sebagai) Rakyat kecil bisa-bisa merampok kita,” kata dia.
Fatur (25) menyebut banyak tindakan Jokowi dalam setahun ini yang merugikan rakyat. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya aksi demonstrasi yang terjadi.
Baca juga : Jagad Politik Austria Mendadak Gaduh Gegara Prabowo
“Kebijakannya itu kurang ke rakyat kecil. Kalau skala 1-10, saya kasih 0,” kata Fatur.
Halaman selanjutnya…