TIKTAK.ID – Rangkaian kunjungan kerja Menteri Pertahanan RI, Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto ke sejumlah negara masih terus berlanjut. Setelah menyambangi Amerika Serikat (AS) pada 15 Oktober hingga 19 Oktober, selanjutnya Prabowo akan berkunjung ke Austria.
Menurut rencana, Ketua Umum Partai Gerindra itu akan menemui Menteri Pertahanan Republik Austria, Klaudia Tanner di kantor Kementerian Pertahanan Republik Austria pada Selasa (20/10/20) pagi. Hal itu telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara Klaudia Tanner, Herbert Kullnig.
Namun, jelang kunjungan Prabowo, partai politik oposisi di Austria ramai-ramai mengkritisi langkah Tanner yang berasal dari partai pemenang pemilu, Partai Rakyat Austria (OVP). Kritik yang dilontarkan berkaitan dengan materi utama pertemuan, yaitu pembahasan jual-beli 15 jet tempur Eurofighter Typhoon milik Austria.
Baca juga : Sebelum Didemo Buruh dan Mahasiswa, Ternyata UU Cipta Kerja Sudah Ditolak 67 Perguruan Tinggi se-Indonesia
Juru Bicara Bidang Pertahanan Partai NEOS (Das Neue Österreich und Liberales Forum), Douglas Hoyos mengkritik rencana Tanner menjual 15 jet tempur Eurofighter Typhoon.
“Menjual Eurofighter Typhoon ke Indonesia bukanlah solusi untuk tuduhan korupsi seputar pembelian tersebut,” ujarnya seperti dilansir salah satu media terkemuka di Austria, Der Standard, Minggu (18/10/20).
Menurut dia, militer Austria akan berada dalam situasi sulit jika semua Eurofighter Typhoon dijual. Sebab, Austria telah meng-grounded sejumlah jet tempur lainnya, yaitu Saab 105 buatan Swedia.
Baca juga : Dituding Berniat Lengserkan Jokowi, Gatot Nurmantyo Malah Ngaku Ingin Ketawa Saja
“Selain itu, perlu dicermati apakah Indonesia merupakan mitra negosiasi yang cocok karena situasi hak asasi manusia setempat,” kata Hoyos.
Juru Bicara Bidang Pertahanan Partai Kebebasan Austria (FPO), Reinhard Bosch menilai prospek kesepakatan antara kedua negara “sangat rendah” karena Austria membutuhkan persetujuan dari empat negara produsen Eurofighter Typhoon, yaitu Jerman, Inggris Raya, Italia, dan Spanyol. Tidak ketinggalan yang tak kalah penting adalah restu dari Amerika Serikat (AS) dan Airbus.
Pengawasan wilayah udara, menurut Bosch, akan terkendala jika penjualan Eurofighter Typhoon terwujud. Sebab, alternatif untuk jet-jet tempur itu harus segera disediakan Pemerintah.
Baca juga : Kritik Omnibus Law, Media Inggris Samakan Jokowi dengan Suharto
Halaman selanjutnya…