Pergeseran kebijakan Boris Johnson bisa jadi tidak kentara. Tetapi mereka akan mewarnai gambaran yang rumit di komunitas internasional. Ekonomi besar dengan kekuatan diplomatik yang serius mendorong ke satu arah bobot pergeseran untuk langkah penyeimbangan yang rumit.
Faktor yang paling menyulitkan dalam semua ini, tentu saja, adalah sosok yang tidak dapat diandalkan yang kini menduduki Gedung Putih -yang kebetulan akan melewati proses pemilihan kembali pada bulan November.
“Kami berada dalam periode negosiasi tatanan dunia baru, dan Inggris perlu menavigasi jalan untuk mempertahankan hubungan yang kuat dengan sebanyak mungkin sekutu kami,” kata Direktur Pelaksana kelompok Kebijakan Luar Negeri Inggris, Sophia Gaston.
Baca juga: Inggris: Selamat Tinggal Uni Eropa
Tatanan dunia baru itu akan sangat ditentukan oleh seberapa sukses Trump dalam usahanya untuk membentuk kembali tatan dunia demi keuntungan Amerika, dan tentu saja, jika dia masih berada di Gedung Putih pada tahun depan.
“Inggris meninggalkan Uni Eropa pada saat Trump mencoba untuk menegosiasikan ulang hubungan transatlantik dan saat ia mengalihkan perhatiannya dari Eropa dan Timur Tengah untuk bersaing dengan China dan Asia,” kata Leonard.
Bukan rahasia lagi bahwa prioritas Trump dengan Brexit adalah kesepakatan perdagangan yang dapat melawan norma-norma global tentang standard makanan dan regulasi obat-obatan. Dengan melakukan hal itu AS berpeluang untuk menetapkan preseden dalam perdagangan -yang sebelumnya tidak terpikirkan- dan bahkan dapat mengakibatkan kenaikan harga obat-obatan global.
Halaman selanjutnya…