
TIKTAK.ID – Sejumlah orang meresahkan bakal menderita kenaikan berat badan akibat kebiasaannya makan pada larut malam. Apalagi seringkali beredar saran yang pada dasarnya merupakan larangan, yakni agar tak makan selepas pukul 8 malam.
Akan tetapi, apakah pandangan ini benar adanya?
Dilansir Kompas.com mengutip dari Healthline, pandangan tersebut adalah keliru. Sebabnya, apa-apa yang dikonsumsi jauh lebih penting dibandingkan kapan mengonsumsinya.
Mulanya, pandangan ini terlontar dari salah satu penelitian yang diujikan pada binatang.
Penelitian itu mendapati bahwa tikus yang memperoleh makan pada waktu atau jam-jam istirahat, yaitu saat malam hari, berat badannya bertambah.
Berat badan tikus itu memang mengalami penambahan dibandingkan tikus yang memperoleh makanan pada saat jam bangun, yaitu di malam hari.
Namun, penelitian ini tak serta merta bisa berlaku untuk manusia.
Menurut kajian berjudul “Contribution of evening macronutrient intake to total caloric intake and body mass index” dan “Role of sleep timing in caloric intake and BMI” mendapati bahwa hal penting yang perlu diberi perhatian lebih justru terkait apa yang dikonsumsi serta banyaknya yang dikonsumsi, bukan kapan waktu mengonsumsinya.
Dalam penelitian bagi 52 orang dewasa, didapati orang yang makan larut malam berat badannya semakin naik. Namun, kenaikan itu lantaran asupan kalori yang berlebihan memicu terjadinya penambahan berat badan seiring waktu berjalan.
Pada penelitian lain diperoleh hasil senada. Dalam kajian bagi 1.600 anak berjudul “The timing of the evening meal: how is this associated with weight status in UK children?” memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara makan ketika larut malam dan naiknya berat badan.
Walaupun begitu, satu fakta menunjukkan bahwa makan ketika larut malam memberikan pengaruh pada pilihan makanan yang hendak dikonsumsi.
Pada malam hari, seseorang bisa jadi memiliki kencenderungan lebih memilih makanan yang tak sehat serta berkalori padat. Makanan jenis ini adalah makanan mengandung sedikit nilai gizi, misalnya keripik, soda, atau es krim.
Banyak alasan mengapa hal ini terjadi. Di antaranya, orang yang makan larut malam berpeluang tak punya daya jangkau memadai terhadap makanan sehat. Misalnya, mereka yang bekerja saat shift malam merupakan contoh terbaik dalam urusan ini.