
TIKTAK.ID – Sah! Brexit telah terjadi, Inggris keluar dari Uni Eropa. Dengan ini Inggris mencatat sejarah sebagai negara pertama yang hengkang dari organisasi negara-negara Eropa.
Dalam pidatonya, satu jam sebelum palu Brexit diketok, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut Brexit membuat rakyat Inggris terpecah.
“Bagi banyak orang ini adalah momen harapan yang menakjubkan, saat yang mereka pikir tak akan pernah terjadi. Dan ada banyak orang yang tentunya saja merasa cemas dan kehilangan… Saya mengerti semua perasaan itu, dan pekerjaan kami sebagai pemerintah –pekerjaan saya– adalah menyatukan negara ini dan membawanya maju.”
Baca juga: Saat Perundingan Pajak Digital, Kemauan Sepihak Amerika Ditentang Banyak Negara
Boris memiliki modal politik yang cukup untuk melakukan itu. Terpilihnya pria berambut perak ini pada pemilihan tahun lalu berarti dia memiliki kekuatan untuk mulai membangun Inggris menurut gambarannya sendiri. Itu juga berarti dia dapat menentukan posisi Inggris di panggung dunia internasional. Dengan geopolitik yang bergeser saat ini, keputusan apapun yang diambil Johnson akan memiliki dampak bagi negara-negara di sekitarnya. Demikian dilansir CNN, Sabtu (1/2/20).
Pertanyaan kunci yang perlu dijawab dalam 11 bulan ke depan adalah “Apakah Inggris akan tetap memiliki pandangan multilateral yang sama dengan tetangganya Eropa tentang dunia? Atau akankah mereka melintas Atlantik dan bekerja sama dengan kebijakan luar negeri Amerika yang semakin konfrontatif?
Kenapa 11 bulan? Karena, menurut kesepakatan yang ditandatangani oleh Inggris dengan Uni Eropa, masa transisi Brexit ini berakhir pada tanggal 31 Desember tahun ini, dan apa pun kesepakatan yang telah dicapai kedua pihak mengenai hubungan masa depan mereka -jika ada- akan dimulai.
Halaman selanjutnya…