Dahnil pun telah menjelaskan maksud pernyataan Prabowo. Dia menegaskan upaya diplomasi merupakan jalan damai sebagai prinsip pertahanan.
“Sesuai dengan prinsip diplomasi seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak dan prinsip pertahanan kita yang defensif bukan ofensif. Maka penyelesaian masalah selalu mengedepankan upaya kedua prinsip di atas. Maka langkah-langkah damai harus selalu diprioritaskan,” ujar Dahnil, Sabtu (4/1/20).
Penyataan Prabowo untuk ‘cool’ terhadap langkah China itulah yang kemudian disoroti PKS. PKS yang dulu mengusung Prabowo saat Pilpres 2019 meminta Prabowo tak lembek terhadap China.
“Pak Prabowo sebagai Menhan tidak boleh anggap isu kedaulatan sebagai isu yang enteng, santai. Sikapnya harus tegas dan punya wibawa. Kalau lembek, santai-santai, maka bangsa ini akan semakin direndahkan oleh bangsa lain karena tidak punya keberanian dalam bersikap,” ujar juru bicara PKS, Muhammad Kholid, dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/1/20).
Penggunaan diksi “lembek, nyantai, tidak tegas, tidak berwibawa, tidak punya keberanian dalam bersikap” yang dialamatkan PKS ke Prabowo terhadap pelanggaran China di Natuna inilah yang menurut Dahnil sarat dengan modus merendahkan Prabowo sebagai Menhan.
Padahal yang mesti dipahami oleh PKS, sikap tegas itu justru sedang dinantikan oleh Prabowo dari Jokowi sebagai Presiden yang berhak memutuskan sikap negara. Sedangkan Menhan sebagai pembantu presiden, tidak lebih dalam posisi harus siap menerima perintah atasannya, apa pun keputusan tersebut.