TIKTAK.ID – Politikus PDIP, Hendrawan Supratikno mengungkapkan bahwa batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena penolakan sejumlah pihak atas kehadiran Timnas Israel, adalah risiko yang harus dihadapi demi menegakkan konstitusi.
Hendrawan menilai persoalan kemanusiaan tidak boleh tunduk pada urusan pasar dan hiburan. Dia juga mengingatkan terkait sikap Presiden pertama RI, Soekarno yang menyatakan tidak mengakui Israel.
“Risiko pilihan tegak pada garis konstitusi memang seperti tu. Apakah kita ingin mandat konstitusi justru kalah dari mandat kompetisi? Apakah legitimasi kemanusiaan dan sejarah harus tunduk kepada logika pasar dan hiburan?” ucap Hendrawan, seperti dilansir CNN Indonesia, pada Kamis (30/3/23).
Baca juga : PAN Yakin Erick Thohir Realisasikan Harapan Masyarakat Jika Jadi Wapres
“Memang pilihan yang sulit, namun hal ini merupakan risiko yang harus dihadapi,” sambung Hendrawan.
Kemudian Hendrawan meminta publik agar tidak menghakimi pihak-pihak yang sebelumnya sempat menyuarakan penolakan terhadap kedatangan Timnas Israel. Dia menjelaskan bahwa mereka yang menolak kehadiran Timnas Israel justru sedang berupaya untuk menegakkan konstitusi dan sejarah.
“Haruskah yang menyuarakan konstitusi dinilai dogmatis, romantis, dan nostalgis? Apakah kita membiarkan terseret arus popularitas dan malah lupa jalan pulang untuk tegak di atas konstitusi?” tutur Hendrawan.
Baca juga : Hasil Survei SRS: Elektabilias Prabowo Melesat di Jatim dan Jateng Saingi Ganjar
Seperti diketahui, FIFA sudah resmi memutuskan untuk mencabut status tuan rumah Indonesia dalam gelaran Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni mendatang. Momen krusial yang menyebabkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 milik Indonesia terancam yakni adanya gelombang penolakan yang muncul terhadap kehadiran Timnas Israel. Israel sendiri adalah salah satu negara peserta yang berhasil lolos kualifikasi sebagai wakil Eropa.
Sekadar informasi, dua gubernur yang wilayahnya jadi tempat penyelenggaraan, yakni Gubernur Bali, I Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, turut menyuarakan penolakan. Hal itulah yang kemudian diyakini membuat FIFA membatalkan acara drawing Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Maret 2023 di Bali.
Tidak hanya kedua tokoh tersebut, terdapat beberapa pihak yang menolak kedatangan Timnas Israel. Di antaranya PDIP, PKS, Persaudaraan Alumni 212, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI).