
TIKTAK.ID – Pada era new normal seperti saat ini, menggunakan masker saat beraktivitas sehari-hari menjadi suatu kewajiban. Penggunaan masker penting dilakukan untuk mencegah risiko penularan virus Corona (Covid-19).
Namun, sayangnya masih banyak masyarakat yang keliru saat menggunakan masker. Contohnya, banyak orang yang terlihat menurunkan masker ke dagu karena merasa pengap. Kebiasaan tersebut berbahaya karena bisa meningkatkan risiko tertular virus Corona.
Anggota tim komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro, menjelaskan bahwa penggunaan masker yang benar dapat mengurangi risiko tertular virus Corona hingga lebih dari 50 persen.
“Efektivitas mengenakan masker dengan baik dan benar, bisa menekan peluang penularan lebih dari 50 persen,” ujar dr Reisa dalam siaran langsung BNPB beberapa waktu lalu, seperti dilansir Detik.com.
Sementara dokter spesialis anestesiologi dan dosen di Yale School of Medicine, Shan Soe-Lin, menyebut seseorang butuh waktu untuk membiasakan diri dalam menggunakan masker. Meski begitu, ia menilai hal itu tidak dapat menjadi alasan untuk menurunkan masker ke dagu, karena risiko terpapar virus Corona akan semakin besar.
“Jika merasa sedikit pengap, kamu mungkin sudah menggunakan maskernya dengan benar,” terang Soe-Lin, dikutip dari New York Times.
“Kamu tidak boleh menarik atau menurunkan masker ke dagu, jika kamu merasa kesulitan mengenakan masker, biarkan saja,” imbuhnya.
Kemudian peneliti nanoteknologi dari Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir, menyatakan bahwa masker yang diturunkan ke dagu ketika dikenakan, dapat memudahkan virus untuk masuk melalui hidung dan mulut.
“Masker jenis apa pun, kalau melorot dan hidungnya tidak ditutup berarti kan 100 persen percuma. Sebab, ada peluang masuk lewat hidung. Kalau misalnya mulut yang terbuka dalam artian sampai dagu, maka virus bisa masuk lewat dua-duanya (hidung dan mulut),” jelas Eng.
Di sisi lain, Jubir Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto beranggapan penggunaan masker yang terlalu tebal menjadi salah satu penyebab rasa tidak nyaman. Hal itu diungkapkannya dalam siaran pers di BNPB, Sabtu (11/7/20).
Menurutnya,
“Banyak yang menggunakan masker yang didesain terlalu tebal sehingga tidak nyaman untuk bernapas atau menggunakan bahan elastis yang terlalu menekan hidung. Akibatnya, seringkali penggunanya menurunkan masker hanya menutup mulut dengan alasan tidak bisa bernapas,” kata Yuri.
Yuri pun menyarankan untuk memilih desain masker yang tepat agar bisa melindungi hidung dan mulut dengan tetap memberikan rasa nyaman. Menurutnya, banyak penularan terjadi karena masker tidak dipakai dengan benar dengan alasan membuat susah bernapas.