TIKTAK.ID – Politikus Gerindra, M Taufik mempertanyakan kapasitas Ketua PSI, Giring Ganesha, yang menyebut masa depan RI suram jika dipimpin oleh sosok yang pernah dipecat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, dalam pernyataan itu Giring tidak menyebut secara spesifik nama tokoh yang dimaksud. Meski begitu, Gerindra mengatakan ucapan Giring tersebut hanya untuk memperoleh panggung politik. Taufik menyatakan tidak mengetahui siapa tokoh yang disindir oleh Giring, tetapi Taufik kembali mempertanyakan kapasitas Giring.
“Kalau orang Betawi bilang, ‘die siape? pangkatnye ape?’ Tapi enggak apa-apa, dia emang harus nyari panggung. Makanya banyak-banyak ber-TikTok ria, banyak-banyak harus bikin konten,” ujar Taufik, seperti dilansir CNN Indonesia.
Baca juga : Muncul Rencana Aksi Mogok Pekerja Pertamina, Begini Penjelasan Ahok
Untuk diketahui, Giring mengklaim masa depan Indonesia akan suram jika dipimpin oleh presiden pembohong dan sosok yang intoleran. Dia menyampaikan hal itu langsung di hadapan Presiden Jokowi dalam momen puncak Hari Ulang Tahun PSI ke-7.
“Bila kelak skenario buruk terjadi dan kandidat yang memiliki rekam jejak politisasi agama menang Pilpres, Pak, maka PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang telah kami buktikan di Jakarta hari ini,” ucap Giring dalam sambutannya, Rabu (22/12/21).
Menurut Giring, kemajuan yang telah dicapai Jokowi selama dua periode ini bakal hancur apabila sosok penggantinya adalah orang yang mempunyai rekam jejak menggunakan sentimen SARA untuk memenangkan proses Pilkada. Dia pun menyebut Indonesia akan menjadi suram pada periode mendatang kalau dipimpin oleh seorang pembohong.
Baca juga : Tjahjo Puji Firli Hanya Soal 1 Periode 2 Menteri Kena OTT KPK, ICW Tak Terima
Namun Giring tidak secara spesifik menyebutkan secara gamblang sosok yang dimaksud tersebut. Giring hanya menyebut sosok itu merupakan orang yang pernah dipecat oleh Jokowi dalam pemerintahan.
Rupanya bukan kali ini saja Giring melontarkan hal itu. Dia sempat mengatakan hal serupa melalui sebuah keterangan video beberapa waktu lalu. Ketika itu, Giring bahkan mengungkapkan langsung nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Giring menuding Anies sebagai pembohong dan kerap berpura-pura peduli terhadap masyarakat di tengah kesulitan masyarakat saat pandemi virus Corona (Covid-19). Dia menilai Anies kerap menampakkan diri peduli dengan penderitaan rakyat di masa pandemi.
Baca juga : Soal Foto Puan di Lokasi Bencana, Pengamat: Masyarakat Butuh Sembako, Bukan Baliho
Lantas Giring mengajak publik untuk menguji kebenaran citra peduli Anies itu dengan melihat penggunaan uang rakyat melalui APBD DKI di masa pandemi. Dia menganggap Anies memakai APBD DKI untuk kepentingan ego pribadinya semata, salah satunya menggunakan Rp1 triliun untuk menggelar acara balap mobil Formula-E.
Namun demikian, tudingan dan pernyataan tendensius Giring soal dana APBD DKI Jakarta untuk Formula E tersebut langsung dibantah oleh politisi Nasdem yang sekaligus merupakan Ketua Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni yang memastikan bahwa dana balapan Formula E 2022 tak akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.
Sahroni mengatakan balapan mobil listrik itu akan digelar di Ancol, Jakarta Utara, pada Juni 2022.
Baca juga : Luhut Jawab Julukan ‘Menteri Segala Urusan’ di Acara GAMKI
“Berdasarkan keputusan dan asesmen bersama FEO (Formula E Operations) dan FIA (Fédération Internationale de l’Automobile), lokasinya sudah ditentukan yaitu di daerah Ancol, Jakarta Utara,” kata Sahroni dalam konferensi pers, Rabu (22/12/21).
Sahroni mengatakan pelaksanaan Formula E 2022 seri Jakarta akan menggunakan dana dari PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang melibatkan sponsor. Dana tersebut termasuk untuk pembangunan sirkuit di Ancol.
“Jadi semuanya hanya dari Jakpro dan sponsor, dengan track yang permanen sehingga dapat digunakan untuk berbagai event autosport sepanjang tahun,” kata dia.