TIKTAK.ID – Stres merupakan reaksi fisik dan emosional ketika mengalami tuntutan yang dibebankan sehingga membuat kita perlu menyesuaikan diri. Umumnya, tuntutan tersebut bersumber dari luar diri kita seperti keluarga, teman, pekerjaan, atau sekolah.
Sering kali stres dianggap hanya dialami oleh orang dewasa. Akan tetapi, stres dapat dirasakan oleh siapa saja, tidak memandang usia. Tidak hanya orang dewasa, tapi anak-anak juga dapat mengalami masa-masa berat hingga merasa stres.
Anak-anak memang identik dengan dunia bermain dan bersantai, namun tidak menutup kemungkinan mereka bisa merasa kewalahan menghadapi hari-harinya. Berbeda dengan orang dewasa yang mudah untuk mengungkapkan perasaan frustrasinya, anak-anak cenderung lebih sulit mengungkapkan rasa kewalahan mereka terhadap sesuatu.
Imbasnya, kondisi stres pada anak sering tidak dikenali oleh orangtua. Ditambah beberapa masalah yang menyebabkan anak stres mungkin dianggap bukan hal yang besar bagi orang dewasa.
Padahal, saat stres yang dirasakan anak-anak ini tidak dapat dikelola dengan baik, maka dapat menjadi masalah yang lebih serius, seperti gangguan kecemasan hingga depresi. Oleh sebab itu, orang tua perlu mengenali tanda dan gejala stres pada anak.
Seperti dikutip Kompas.com dari Kids Health, anak-anak sendiri mungkin tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami stres atau kecemasan. Selain itu, mereka juga mungkin bingung untuk mengutarakan masalah stres yang dihadapi. Akibatnya, beberapa orangtua pun merasa tidak yakin apakah si buah hati mengalami stres atau tidak.
Berikut ini beberapa gejala umum stres pada anak.
Verywell Family menyatakan stres dapat mengubah perilaku dan temperamen anak. Terdapat sejumlah tanda perilaku stres pada anak. Di antaranya perubahan perilaku seperti kemurungan, agresi, temperamen pendek, kebohongan, melawan aturan, atau lebih manja (kemelekatan).
Kemudian perkembangan kebiasaan gugup seperti menggigit kuku, kesulitan berkonsentrasi, ketakutan (seperti takut gelap, sendirian, atau orang asing), mendapatkan masalah di sekolah, menimbun barang-barang yang tampaknya tidak penting, penolakan untuk pergi ke sekolah, serta menarik diri dari keluarga atau teman.
Terdapat pula perubahan fisik, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Misalnya mengompol, mengisap jempol, memainkan rambut, mengupil, mengeluh sakit perut atau sakit kepala, nafsu makan menurun atau meningkat, masalah tidur atau mimpi buruk, serta gejala fisik lainnya.
Jika anak Anda mengalami gejala di atas, ada baiknya untuk segera membawanya ke psikolog anak. Dengan begitu, masalah mental anak bisa cepat tertangani dengan baik.