TIKTAK.ID – Seorang pejabat kementerian kesehatan mengatakan kepada BBC, Minggu (29/8/21) bahwa telah terjadi ledakan baru-baru ini di dekat bandara internasional Hamid Karzai, Kabul. Ledakan itu dilaporkan akibat tembakan roket yang menghantam sebuah rumah di dekat bandara.
Meski demikian, bandara tidak terkena dampaknya secara langsung, kata sumber tersebut. Belum diketahui apakah ada korban jiwa, seperti yang dilaporkan BBC.
Beberapa jam sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan kemungkinan akan terjadinya serangan berikutnya di bandara Kabul.
“Saya memperoleh informasi bahwa serangan sangat mungkin terjadi dalam 24-36 jam ke depan,” kata Biden.
Ia menambahkan bahwa dirinya telah menginstruksikan pasukan AS untuk mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi pasukan, yang mengamankan bandara dan membantu membawa mereka yang akan dievakuasi ke lapangan terbang. Amerika dan negara Barat lainnya putus asa untuk keluar dari kekuasaan Taliban, seperti yang dikutip dari The Associated Press.
Sebelumnya, sedikitnya 170 orang tewas dalam serangan bom bunuh diri di dekat bandara pada Kamis kemarin, yang diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS Khurasan (ISIS-K), yaitu cabang kelompok ISIS yang ada di Afghanistan.
Departemen Luar Negeri mendesak semua warga AS untuk segera meninggalkan wilayah Bandara karena adanya “ancaman spesifik dan kredibel”, mereka menambahkan bahwa serangan itu bisa terjadi hari ini (Minggu).
“Serangan ini bukan yang terakhir,” kata Biden, mengacu pada serangan pada Kamis. “Kami akan terus memburu siapa pun yang terlibat dalam serangan keji itu dan membuat mereka membayarnya.”
Pejabat Gedung Putih menambahkan bahwa beberapa hari ke depan operasi evakuasi AS kemungkinan akan menjadi yang paling berbahaya sejak dimulainya pada pertengahan Agustus ini.
Pasukan AS telah memulai mengangkut pasukan AS dari bandara -jumlah mereka sekarang turun menjadi 4.000, dari puncak 5.800 dalam seminggu terakhir.
Seorang pejabat keamanan Barat mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan AS berada di tahap akhir penarikan, meskipun waktu untuk mengakhiri operasi belum diputuskan.
Lebih dari 1.000 warga sipil masih harus diterbangkan, kata pejabat itu.
Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada Reuters para ahli teknis dan insinyur mereka siap untuk mengambil alih bandara ketika mereka diberi “restu terakhir dari Amerika”.
Taliban telah mendirikan pos pemeriksaan lebih lanjut di sekitar bandara dan tidak mengizinkan sebagian besar warga Afghanistan lewat, tulis Associated Press.
Secara keseluruhan, lebih dari 110.000 orang -baik warga Afghanistan maupun warga negara asing- telah dievakuasi dari bandara Kabul sejak pengangkutan udara dimulai dua minggu lalu.
Pada Sabtu, penerbangan terakhir Italia dari Afghanistan tiba di Roma. Italia mengatakan telah mengevakuasi hampir 5.000 warga Afghanistan dari Kabul -jumlah tertinggi dari negara Uni Eropa mana pun.