Seperti diketahui, sebanyak 55 rukun warga ( RW) di Jakarta terendam banjir pada Minggu (23/2/20) pagi ini. RW yang terdampak banjir tersebar di 36 kelurahan di 23 kecamatan.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Jakarta M Insaf menyebut banjir disebabkan curah hujan tinggi. Beberapa pintu air kemudian mengalami kenaikan dan sungai-sungai meluap, di antaranya Kali Ciliwung, luapan Kali Item, luapan Kali Sunter, dan luapan Kali Semongol.
Baca juga: Watimpres Jokowi Bela Anies Soal Banjir Jakarta, Ini Penjelasannya
“Rekap data banjir pada Minggu ini hingga pukul 06.00 WIB,” ujar Insaf, dilansir Kompas.com.
Ketinggian air di 55 RW yang terendam beragam, mulai dari 5 sentimeter sampai 120 sentimeter. Banjir dengan ketinggian 120 sentimeter terjadi di Kelurahan Mampang, Jakarta Selatan, sedangkan banjir dengan ketinggian 100 sentimeter terjadi di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Insaf menyatakan akumulasi curah hujan harian menurut data BMKG tertinggi terjadi di Pulo Gadung, mencapai intensitas 241 mm/hari. Menurutnya, hal itu termasuk kategori ekstrem, dan menyebabkan beberapa pintu air mengalami kenaikan status siaga dan sungai meluap.
Insaf mengatakan, berdasarkan data per pukul 12.00 WIB, total pengungsi mencapai 677 KK, yakni 2.399 jiwa. Para pengungsi tersebut kini tersebar di 23 lokasi pengungsian.