“Mereka membutuhkan pertolongan dan pengarahan mengenai pentingnya protokol kesehatan,” tutur Edi.
Di sisi lain, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor menduga blusukan Risma terorganisir. Ia beranggapan ada momentum dan tujuan politik yang ingin digapai Risma melalui aksi blusukan di Ibu Kota.
Baca juga : Warga Aceh Bakar Kiriman Karangan Bunga ‘Ormas Aceh’ Anti-FPI
“Tidak murni (blusukan). Rakyat Jakarta sebal dengan gaya pencitraan, apalagi bukan basis PDI-P, Ahok saja kebantai,” ucap Firman.
Firman menjelaskan, fungsi menteri bukan blusukan. Ia mengungkapkan, masih banyak perangkat kementerian yang bisa melakukan sesuatu yang dikerjakan Risma.
“Menteri itu mainnya visi, kalau ibarat kapal besar, Risma itu kapten kapal, bukan sekoci. Jadi bagi saya, ini populisme usang. Tapi, kalau memang mulai menggoyang basis, maka saya kira itu yang harus dilakukan,” lanjutnya.