“Sudah waktunya untuk membuat Afghanistan bersatu,” katanya, mendesak kelompok bersenjata tersebut untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi.
Dalam pemilihan pada September 2019, hampir 1 juta dari 2,7 juta suara awal yang terkumpul dihapus karena dianggap menyimpang. Alhasil, hanya 1,8 juta suara dihitung. Jumlah yang sangat kecil mengingat perkiraan jumlah warga yang memiliki hak pilih mencapai 9,6 juta dari populasi Afghanistan sebesar 35 juta.
Ghani pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2009 hingga meraih hampir seperempat suara. Dia mengejar ketertinggalan pada 2014.
Baca juga: Taiwan Konfirmasi Kematian Pertama Akibat Corona
Ghani berasal dari Provinsi Logar pusat, lahir pada 19 Mei 1949. Dia meraih gelar doktor dalam bidang antropologi dari Universitas Columbia dan pertama kali pergi ke AS sebagai siswa pertukaran pelajar sekolah menengah.
Ghani sempat mengajar di Universitas Kabul pada awal 1970-an. Selebihnya dia tinggal di AS, menjadi akademisi sampai bergabung dengan Bank Dunia sebagai penasihat senior pada 1991.
Dia kembali ke Afghanistan setelah 24 tahun ketika Taliban disingkirkan oleh koalisi pimpinan AS pada 2001, dan menjabat sebagai kepala Universitas Kabul lalu kariernya terus menanjak sampai dia menjabat sebagai Menteri Keuangan di era Presiden Hamid Karzai.