TIKTAK.ID – Amerika Serikat dan Taliban akan segera menandatangani perjanjian damai bersejarah yang akan berujung pada penarikan pasukan asing dari Afghanistan. Usai kesepakatan itu, langkah berikutnya adalah pembicaraan intra-Afghanistan, yaitu antara Pemerintahan Kabul dan Taliban yang akan dijadwalkan pada pertengahan Maret, seperti yang dilaporkan RadioFreeEurope RadioLiberty, Kamis (27/2/20).
Pembicaraan intra-Afghanistan ini pasti juga akan membicarakan nasib para tahanan Taliban yang berada di tangan Pemerintah Kabul. Para ahli berpendapat bahwa masalah tahanan Taliban ini bisa menjadi batu sandungan utama pembicaraan perdamaian atau, sebaliknya digunakan sebagai alat tawar-menawar dengan kelompok Taliban.
Kekhawatiran lain yang diungkapkan para ahli adalah pembebasan ribuan tahanan Taliban akan menggerus pengaruh Pemerintah Kabul dan memperkuat posisi Taliban di medan perang. Sehingga dikhawatirkan proses perdamaian akan melemah.
Juru Bicara Taliban, Suhail Shaheen mengatakan kepada Radio Free Afghanistan RFE/RL pada 26 Februari bahwa Kabul akan membebaskan 5.000 tahanan Taliban sebagai imbalan atas pembebasan 1.000 anggota pasukan keamanan Afghanistan yang ditahan kelompok Taliban.
Baca juga: Analis Politik AS Ungkap Kebohongan Media Barat Soal Penyebaran Virus Corona di Timteng
Shaheen melanjutkan bahwa “langkah membangun kepercayaan” menjadi prasyarat untuk dilakukannya pembicaraan intra-Afghanistan.
Dia juga menambahkan bahwa pembebasan tahanan merupakan bagian dari perjanjian damai Amerika-Taliban, meskipun Kabul tidak ikut menandatangani kesepakatan bilateral itu. Meski begitu, Taliban dan Amerika Serikat belum mengungkapkan isi kesepakatan mereka.
Sementara Pemerintah Kabul telah mengesampingkan opsi pembebasan tahanan sebelum dimulainya pembicaraan perdamaian.
“Ketika kami, Pemerintah Republik Islam Afghanistan, mengadakan negosiasi dengan Taliban dan mereka menuntut pembebasan tahanan mereka, itu akan secara alami dibahas, dan akan mempertimbangkan hukum dan kepentingan rakyat dan keputusan akan didasarkan pada konsensus yang akan muncul pada tahap itu,” kata Juru Bicara Presiden Ashraf Ghani, Sediq Sediqqi, pada 20 Februari.
Halaman selanjutnya…