Simpatisan ISIS tersebut datang ke Suriah karena terpikat pada mimpi kekhalifahan ISIS dan melepaskan kewarganegaraan asal mereka. Namun kini nasib mereka terkatung-katung di pengungsian, dan berharap bisa kembali ke negara asal.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius menjelaskan isu pemulangan WNI eks ISIS berawal dari pertukaran informasi intelijen internasional.
Mengurtip Detik.com, Suhardi mengklaim mendapatkan kabar ada puluhan ribu Petempur Teroris Asing (Foreign Terrorist Fighter/FTF) di tiga kamp di Suriah. Dari ribuan FTF tersebut, BNPT mendapat informasi bahwa ada yang mengaku WNI.
Baca juga: Pasukan Suriah Temukan Bekas Gudang Senjata ISIS Penuh Peralatan Militer Buatan Israel
Karena BNPT tak mempunyai akses masuk langsung ke kamp-kamp eks ISIS, maka BNPT mengandalkan bantuan intelijen Timur Tengah. Diketahui dari puluhan ribu FTF ternyata ada 600-an orang yang mengaku WNI eks ISIS di tiga camp, yakni Al Roj, Al Hol, dan Ainisa. Hingga kini BNPT tengah memverifikasi 600 orang yang mengaku WNI tersebut.
Yang menjadi perkara krusial di isu ini, tidak semua WNI eks ISIS itu adalah petempur sungguhan. Banyak di antara mereka sama sekali bukan petempur, melainkan anak-anak kecil.