
TIKTAK.ID – Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengatakan bahwa Partai Demokrat tidak cukup percaya diri alias pede untuk mengusung calon dari internalnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Bawono menyampaikan hal itu untuk menanggapi nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang masuk radar calon presiden (Capres) 2024 Partai Demokrat.
“Temuan survei dari beberapa lembaga survei memang menunjukkan Ketua Umum Partai Demokrat, AHY punya elektabilitas rendah, belum mencapai dua digit. Jadi akan sangat sulit bersaing bila dimajukan sebagai calon presiden di pemilihan presiden mendatang,” ujar Bawono, pada Minggu (25/9/22), seperti dilansir Sindonews.com.
Baca juga : GP Mania Siap Beralih Dukung Prabowo Jika Ganjar Tak Dapat Tiket Capres
Sebelumnya, Ketua DPD Demokrat DKI, Mujiyono sempat menyatakan duet AHY dan Anies sangat cocok sebagai pasangan calon. Dia mengklaim nama Anies yang mencuat adalah aspirasi masyarakat Jakarta. Dia pun menyebut hampir 70 persen dari total pengurus Demokrat DKI mendukung Anies.
Lebih lanjut, Bawono menilai walaupun selalu masuk dalam tiga besar bakal Capres dengan tingkat elektabilitas baik menurut sejumlah lembaga survei, namun bukan hal mudah bagi Anies untuk dapat maju dalam kontestasi Pilpres 2024.
Bawono menjelaskan, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mengharuskan pasangan calon diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold 20 persen kursi DPR.
Baca juga : AHY Serang Jokowi Soal Infrastruktur, Pengamat: Bunuh Diri Politik
“Bakal calon presiden dengan tingkat elektabilitas dua digit seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan tak menjamin mereka bisa maju melenggang sebagai calon presiden. Hal paling penting saat ini yaitu memastikan memperoleh tiket pencalonan dukungan dari partai politik untuk tampil dalam pemilihan presiden 2024,” tutur Bawono.
Menurut Bawono, Ganjar bukan tokoh kunci pengambil keputusan di PDI Perjuangan. Begitu pula dengan Anies, bukan merupakan kader partai politik mana pun, sehingga pekerjaan tidak mudah untuk menghimpun dukungan dari partai-partai politik supaya memenuhi ambang batas pencalonan presiden.
“Dalam konteks itu Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto dalam posisi lebih diuntungkan. Sebab, tidak hanya masuk dalam tiga besar bakal calon presiden dengan elektabilitas baik dalam survei berbagai lembaga, tapi juga punya dukungan politik Partai Gerindra. Koalisi Partai Gerindra dan PKB makin memuluskan langkah mantan Pangkostrad itu untuk memperoleh tiket pencalonan dalam pemilihan presiden 2024,” terang Bawono.