Haniyeh mengatakan ini adalah “kejahatan brutal” yang dilakukan oleh Amerika yang mewakili “mentalitas kriminal” yang saat ini terjadi di tanah pendudukan Palestina.
“Kejahatan yang mirip dengan kekejaman Zionis di Palestina,” katanya. “Mentalitas kriminal yang menyebabkan syahidnya Komandan Soleimani adalah mentalitas yang sama yang menggerakkan pikiran rezim Zionis, mentalitas dan kebijakan yang sama yang membunuh warga Palestina setiap hari”.
Prosesi pemakaman Jenderal Soleimani, pada Senin kemarin dipenuhi lautan pelayat, mengalir dan memenuhi semua jalan di kota Teheran, mereka turun ke Lapangan Engelab yang merupakan ikon di pusat Teheran. Para pelayat kemudian berdemonstrasi ke Monumen Azadi di bagian barat ibu kota sambil meneriakkan “Mampus Amerika!” dan “Mampus Israel!”
Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei yang memimpin doa di atas peti Jenderal Qassem Soleimani dan rekan-rekannya yang ikut syahid di Universitas Teheran, tak mampu menahan emosinya. Beberapa kali suaranya pecah dengan penuh emosi yang menyebabkan kerumunan massa di belakangnya menangis.
Sementara itu Komandan Pasukan Quds yang baru berjanji akan membalas dendam.
Brigadir Jenderal Esmail Qaani, yang ditunjuk sebagai Komandan Quds yang baru oleh Pemimpin tertinggi Iran pada Jumat lalu, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Iran tanpa ragu lagi akan membalas pembunuhan itu.
“Langkah-langkah pasti akan diambil” untuk membalas darah Jenderal Soleimani, yang menurut Qaani telah membuat serangkaian langkah yang akan membuat pasukan Amerika terusir dari wilayah Teluk.
Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, Komandan Divisi Aerospace IRGC, melanjutkan pernyataan itu dan mengatakan bahwa satu-satunya balas dendam yang mungkin dilakukan atas darah Jenderal Soleimani adalah “penghapusan” total Amerika dari wilayah Timur Tengah.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Sosok Qassem Soleimani
Jenderal Hajizadeh menegaskan meluncurkan beberapa rudal, menghancurkan pangkalan atau bahkan kematian Trump tidak akan cukup membalas darah martir seperti itu.
Ia menegaskan bahwa “negara-negara yang tertindas di wilayah itu harus dibebaskan dari kejahatan Amerika.”