
TIKTAK.ID – Selain berdampak pada kesehatan, masa pandemi Covid-19 juga menimbulkan masalah kesehatan mental seperti kecemasan. Menurut Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Adhityawarman Menaldi, angka rata-rata kecemasan penduduk dunia meningkat secara signifikan.
“Dengan adanya tekanan ketidaknyamanan seperti saat ini, masih ada proses yang berjalan dalam diri kita yang membuat kita dapat menerima keadaan yang sulit. Proses penerimaan atau acceptance ini berbeda dengan pasrah,” terang pria yang disapa Iman ini, seperti dikutip detik.com dari setneg.go.id, Minggu (1/8/21).
“Kita memiliki banyak pengalaman menerima keadaan yang tidak kita sukai. Akan tetapi, seringkali kita melupakan bahwa ada yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya,” imbuh Iman.
Iman mengatakan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan dalam untuk mengubah rasa cemas yaitu dengan cara mengendalikan diri sendiri.
“Kita harus yakin terlebih dahulu, kalau kita bisa mengendalikan diri. Saya memerlukan waktu atau take time, dan saya harus mengatur pikiran dengan baik baru bisa mengambil langkah,” tutur Iman.
Iman menyatakan, Covid-19 dan segala informasi negatif memang nyata dan tidak bisa dikendalikan. Ia menyebut berita tidak menyenangkan diterima banyak pihak, mulai dari tenaga kesehatan sampai ibu rumah tangga. Ia menilai hal itulah yang membuat rasa terancam terus ada bagi orang yang sehat.
“Bagi yang terkonfirmasi Covid-19, kekhawatiran akan menjadi gejala lebih berat dan bagi yang bergejala berat, yakni adanya kekhawatiran akan menemui akhir hidup,” ucap Iman.
Kemudian Iman memberikan tips untuk mengurangi cemas atau menggunakan kecemasan dengan cara yang tepat. Terlebih, jika kondisi kecemasan tersebut muncul ketika mendengar dan mengetahui kerabat yang terdampak Covid-19.
“Untuk menghadapi Covid-19, maka kita perlu untuk tetap tenang dan mampu mengendalikan respons serta perilaku kita. Selain itu, kita juga harus mampu menemukan berbagai fakta yang bisa mengurangi kecemasan kita,” ujar Iman.
Tidak hanya itu, Iman menjelaskan bahwa mengurangi kecemasan juga bisa dilakukan dengan menjaga dukungan terhadap rekan atau keluarga. Meski tidak secara tatap muka, kita bisa memanfaatkan teknologi agar tetap terhubung dengan mereka.