TIKTAK.ID – Kesepian memang terasa tak menyenangkan, apalagi perasaan sepi tidak akan bisa hilang begitu saja walaupun dikelilingi banyak orang.
Kesepian sendiri merupakan emosi manusia yang kompleks dan unik bagi setiap individu. Penyebab kesepian pada setiap orang juga sangat beragam.
Kesepian dapat menyebabkan orang merasa hampa, sendirian, dan tidak diinginkan. Orang yang kesepian umumnya kerap mendambakan kontak manusia, namun keadaan pikiran mereka membuatnya lebih sulit untuk menjalin hubungan dengan orang lain.
Peneliti menyebut kesepian dikaitkan dengan isolasi sosial, keterampilan sosial yang buruk, introversi, dan depresi. Faktor penyebab kesepian di antaranya meliputi variabel situasional, seperti isolasi fisik, pindah ke lokasi baru, dan perceraian. Kematian seseorang yang berarti dalam hidup juga bisa menimbulkan perasaan kesepian.
Seperti dilansir Kompas.com, kesepian bisa menjadi gejala gangguan psikologis seperti depresi. Depresi sering menyebabkan orang menarik diri secara sosial, sehingga dapat menyebabkan isolasi. Penelitian menyatakan kesepian berpotensi menjadi faktor yang berkontribusi terhadap gejala depresi.
Kesepian turut dikaitkan dengan faktor internal seperti harga diri yang rendah. Biasanya, orang-orang yang kurang percaya diri merasa kalau mereka tidak layak diperhatikan atau dianggap orang lain, sehingga menyebabkan isolasi dan kesepian kronis. Faktor kepribadian juga berperan, misalnya orang yang introvert, mungkin kurang mengembangkan dan mencari hubungan sosial, yang dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan kesepian.
Kesepian punya berbagai efek negatif pada kesehatan fisik dan mental. Di antaranya penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, fungsi otak yang berubah, perkembangan penyakit Alzheimer, perilaku antisosial, penyakit kardiovaskular, dan stroke. Kesepian juga bisa menyebabkan daya ingat dan belajar menurun, depresi dan bunuh diri, meningkatnya tingkat stres, serta pengambilan keputusan yang buruk.
Berdasarkan statistik, kesepian menjadi semakin umum terjadi, khususnya pada generasi muda. Sebuah survei pada 2019 menyatakan 25 persen orang dewasa berusia antara 18 dan 27 tahun melaporkan tidak punya teman dekat, dan 22 persen melaporkan tidak memiliki teman sama sekali.
Padahal, memiliki beberapa teman dekat sudah cukup untuk menangkal kesepian dan mengurangi konsekuensi kesehatan negatif yang terkait dengan keadaan pikiran ini. Penelitian mengklaim pengalaman kontak tatap muka yang sebenarnya dengan teman akan membantu meningkatkan rasa kesejahteraan seseorang.