Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif mengungkapkan “penyesalan mendalam, permintaan maaf dan belasungkawa kepada rakyat Iran, kepada keluarga semua korban, dan kepada negara-negara lain yang terkena dampak.”
“Hari yang menyedihkan. Kesimpulan awal investigasi internal oleh Angkatan Bersenjata: Kesalahan manusia pada saat krisis yang disebabkan oleh ‘petualangan’ AS menyebabkan bencana,” tulisnya dalam akun Twitternya.
Sebelumnya, militer AS melancarkan serangan udara atas perintah Trump ke bandara internasional Baghdad, pada Jumat lalu. Serangan itu membunuh Jenderal Soleimani dan komandan kedua dari Mobilisasi Populer (PMU) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis, serta delapan orang lainnya.
Pada Rabu lalu, Iran merespons pembunuhan itu, dengan menyerang pangkalan udara Amerika Ain al-Assad di provinsi Anbar, Irak barat dan di Erbil, ibukota wilayah semi-otonomi Kurdistan di Irak.
Juru bicara DPR AS Nancy Pelosi pada hari Kamis lalu menyebut pembunuhan itu sebagai tindakan “provokatif dan tidak proporsional”. Sementara itu anggota Kongres lainnya mengatakan mereka tidak percaya dengan apa yang dilakukan Trump setelah rapat tertutup intelijen bersama pejabat pemerintah.
“Presiden Trump secara sembrono membunuh Qassem Soleimani,” kata Perwakilan AS Pramila Jayapal, dari Partai Demokrat dari negara bagian Washington. “Dia tidak memiliki bukti ancaman atau serangan yang akan terjadi,” tandasnya.