TIKTAK.ID – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, disebut-sebut mampu mengakhiri polarisasi yang terjadi di masyarakat. Prabowo dinilai bisa mempersatukan pihak yang sempat terbelah ketika Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 silam.
“Prabowo menjadi jalan tengah, sosok pemersatu bangsa yang dapat mengakhiri dikotomi dan rivalitas politik,” ungkap Sekretaris Presidium Nasional Poros Prabowo Puan, Dhachri Oskandar, melalui keterangan tertulis, Senin (11/7/22), seperti dilansir Sindonews.com.
Dhachri mengklaim bahwa polarisasi antarkelompok sisa Pemilu 2019 sampai saat ini masih ada. Dia pun menganggap kondisi itu bisa diakhiri bila Prabowo maju sebagai calon presiden (Capres) pada ajang Pemilu 2024 mendatang.
Baca juga : Menteri Jokowi ini Yakin Duet Puan-Anies di 2024 Bisa Jadi Pemersatu Kampret dan Cebong
Terlebih, Dhachri menyatakan Prabowo konsisten mengemban tugas sebagai Menteri Pertahanan dan tidak fokus pada Pilpres. Dia mengaku hal itu menjadi nilai positif sebagai birokrat.
“Prabowo layak dan sangat pantas untuk menjadi presiden di 2024, melanjutkan program-program yang luar biasa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi),” tutur Dhachri.
Kemudian Dhachri menyebut Prabowo punya kriteria sebagai sosok pemimpin yang diinginkan masyarakat Indonesia. Dia menjelaskan, Prabowo memiliki visi dan misi yang fokus pada penyejahteraan sosial serta ekonomi.
Baca juga : Anies dan Ganjar Berpotensi Terlempar dari Bursa Capres
“Oleh sebab itu, kami mengajak publik luas agar bersedia dengan suka cita dan gegap gempita bersama-sama dengan kami untuk memberikan dukungannya kepada Prabowo,” terang Dhachri.
Sementara itu, pengamat politik Arif Nurul Imam mengatakan bahwa Prabowo merupakan satu-satunya figur yang paling memiliki kesiapan dan berpotensi memenangkan Pilpres 2024. Dia memaparkan, Prabowo punya partai politik dan bekal elektabitas yang konsisten tinggi ketimbang tokoh yang lainnya.
Menurut Arif, kekalahan Prabowo pada Pilpres sebelumnya pun, bukan sebuah faktor yang bakal memengaruhi kontestasi selanjutnya di 2024. Dia menduga hal itu justru akan menguntungkan bagi pengalaman politik Prabowo.
Baca juga : Ini Sejumlah Temuan Polri dan PPATK Soal Penggelapan Dana Sosial ACT
Lantas Arif mencontohkan ada beberapa pemimpin dunia maupun dalam negeri yang ikut kontestasi elektoral dan kalah berkali-kali, tapi akhirnya berhasil menang.
“Di luar negeri terdapat Presiden Senegal, Abdulaye Wade. Dia lima kali kalah dalam Pilpres dan baru menang yang ke enam dan ketujuh,” ujar Arif.
“Sedangkan di dalam negeri ada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, yang kalah dalam dua Pilkada, dan baru Pilkada ketiga bisa menang,” sambungnya.