TIKTAK.ID – Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu mengatakan bahwa gaung mengenai isu “Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga periode” merupakan agenda untuk politik kekuasaan yang jahat.
“Siapa pun yang masih meneriakkan isu tiga periode ini berarti punya agenda kekuasaan yang jahat,” ungkap Masinton ketika berbicara sebagai narasumber pada siniar Polemik Trijaya yang disiarkan melalui kanal YouTube MNC Trijaya pada Sabtu (11/6/22), seperti dilansir CNN Indonesia.
Masinton mengaku menyadari kalau agenda dan isu yang terus digaungkan ini akan merusak agenda politik kebangsaan yang sebelumnya telah dicanangkan pada masa Reformasi.
Baca juga : Pengamat Sebut Erick Thohir Bisa Jadi Penentu Kemenangan di Pilpres 2024, Kok Bisa?
“Jahatnya seperti apa? Yang tak mengutamakan kepentingan bangsa, dan tidak mengutamakan Reformasi serta demokrasi,” terang Masinton.
“Pada Reformasi, sudah dibentuk kesepakatan bersama untuk membatasi periodisasi presiden hingga menjadi dua periode. Hal itu yang seharusnya menjadi tujuan politik kebangsaan kita,” imbuh Masinton.
Kemudian Masinton menyindir pernyataan Jokowi yang meminta isu “Presiden 3 Periode” dihentikan, belum serius. Sebab, Masinton mengklaim Jokowi mendiamkan ketika ada relawan yang bagi-bagi kaus “Jokowi 3 Periode” dalam acara peringatan Hari Pancasila 1 Juni di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga : Ganjar Berpotensi Dibajak Parpol Lain, PDI-P Beri Peringatan
“Siapa yang bilang kalau pernyataan dari presiden ini sudah close?” tanya Masinton.
“Lihat saja saat rangkaian peringatan Pancasila pada 1 Juni kemarin, ada komunitas yang menggunakan kaos dengan tulisan tiga periode. Padahal acara tersebut, mohon maaf ya, dihadiri oleh Presiden, dan beliau tidak mempermasalahkan itu,” lanjutnya.
Masinton lantas membawa kembali isu kinerja menteri yang menurutnya sudah harus diberlakukan kocok ulang alias reshuffle. Meski begitu, ia mewanti-wanti jika proses reshuffle nanti justru bisa menjadi bagian dari tiga periode tersebut.
Baca juga : Diramal Muncul 3 Poros di Pilpres 2024, Siapa Saja King Makernya?
“Ini yang harus kita amati betul. Jangan sampai reshuffle ini malah menjadi bagian dari agenda tiga periode itu. Reshuffle ya semata-mata supaya kinerjanya fokus dan rakyat benar-benar dilayani,” tutur Masinton.
“Sementara itu, kalau kita amati lagi belakangan ini semua tugas pemerintahan dari pusat hingga pemerintahan desa justru disibukkan dengan Capres. Lalu siapa yang mau melayani rakyat?” imbuhnya.