
TIKTAK.ID – Perdana Menteri Irak, Mustafa Al-Kadhimi pada Rabu (7/4/21) mengatakan bahwa Irak tidak lagi akan membutuhkan kehadiran militer koalisi internasional dan akan mampu memerangi terorisme sendiri.
“Pertumbuhan yang signifikan dari potensi layanan keamanan kami dan sifat ancaman teroris yang berubah di seluruh dunia dalam beberapa bulan terakhir telah memberikan dasar bagi penarikan sekitar 60 persen pasukan koalisi internasional dari Irak … Hal ini memungkinkan Irak pada tahap di mana tidak perlu lagi kehadiran pasukan asing,” kata Perdana Menteri dalam pernyataan yang diterima Sputnik.
Pernyataan itu dibuat menjelang putaran ketiga pembicaraan strategis antara Baghdad dan Washington tentang status pasukan koalisi pimpinan AS di negara Timur Tengah itu.
Perdana Menteri mengatakan bahwa pasukan asing dapat segera dibatasi hanya sebagai penasihat, dukungan logistik, dan berbagi intelijen sampai Irak memperoleh kemampuan kemandirian total di bidang-bidang ini juga.
Konsultasi AS-Irak mendatang akan membahas berbagai masalah selain dari kehadiran militer asing, seperti kerja sama dalam politik, ekonomi, kesehatan dan budaya, menurut pernyataan Perdana Menteri.
Namun, Sekretaris Pers Pentagon John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa tidak ada rincian tentang waktu keluarnya pasukan AS atau bahkan tentang waktu pembicaraan yang direncanakan tentang masalah tersebut.
“Tidak ada kesepakatan khusus tentang tanggal tertentu atau jumlah pasukan tertentu dengan tanggal tertentu,” kata Kirby.
Pada Agustus 2020, kedua pihak sepakat untuk menarik semua pasukan asing keluar dari Irak dalam waktu tiga tahun. Pada Oktober, kelompok koordinasi dibentuk untuk mengatur jadwal penarikan mundur.
Masalah menarik pasukan asing keluar dari Irak diangkat oleh Parlemen Irak pada awal 2020, setelah AS melakukan kejahatan dengan membunuh Komandan Pasukan Khusus senior Iran, Qassem Soleimani di dekat bandara Baghdad dalam serangan udara tanpa memberi tahu otoritas Irak.
Anggota Parlemen ketika itu memberikan suara untuk mendukung resolusi yang menyerukan penarikan total pasukan asing pimpinan AS dari Irak. Sejak itu, AS menyerahkan kembali sejumlah situs militer ke Irak, termasuk pangkalan udara dan markas tentara.