TIKTAK.ID – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah menyatakan bahwa dia siap untuk melakukan pembicaraan “kompromi” tertentu mengenai Republik yang memisahkan diri di Donetsk dan Luhansk, serta Krimea. Dia membuat pernyataan selama minggu kedua aksi militer Rusia melawan negaranya.
David Muir bertanya kepada Zelensky di ABC News pada Senin (7/3/22) apakah dia bersedia menerima permintaan Moskow untuk mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia, dan dua Republik Donbass yang memisahkan diri sebagai negara merdeka.
“Saya siap untuk berdialog. Kami belum siap untuk menyerah,” kata Zelensky, seperti yang dilansir RT.
Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk (DPR dan LPR) memisahkan diri dari Ukraina tak lama setelah kudeta 2014 di Kiev. Crimea memilih untuk meninggalkan Ukraina dan bergabung dengan Rusia pada tahun yang sama.
Zelensky menyebut kedua negara bagian itu sebagai “republik semu” dan mengulangi posisi lama Kiev yang menyebut DPR dan LPR sebagai “wilayah pendudukan sementara”.
“Tapi kita bisa mendiskusikan ini dan menemukan kompromi tentang bagaimana wilayah-wilayah pendudukan dan republik-republik ini bisa eksis. Yang penting bagi saya adalah bagaimana orang-orang yang ingin menjadi bagian dari Ukraina akan hidup,” kata Zelensky.
“Pertanyaan ini lebih sulit daripada sekadar mengakui [kemerdekaan mereka]. Ini adalah ultimatum lain. Dan kami tidak siap untuk ultimatum,” tambah Zelensky.
Zelensky menegaskan kembali bahwa dia siap untuk negosiasi langsung dengan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin. “Yang perlu dilakukan adalah Putin mulai berbicara, memulai dialog,” katanya.
Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari, bersikeras bahwa pihaknya membela DPR dan LPR, serta berusaha agar Ukraina menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO.
Kiev mengatakan serangan itu benar-benar tidak dapat dibenarkan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali Republik yang berusaha memisahkan diri dengan paksa.
Rusia dan Ukraina telah mengadakan tiga putaran pembicaraan damai di Belarus. Dari hasil pembicaraan itu, didapat beberapa kesamaan dalam pembentukan jalur aman dari kota-kota Ukraina yang diperangi. Sehingga warga sipil Ukraina dapat dengan aman keluar dari Kiev.