
TIKTAK.ID – Sebulan sudah berlalu sejak Tragedi Kanjuruhan merenggut nyawa sebanyak 135 orang suporter sepak bola Indonesia. Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) juga telah menuntaskan investigasi dan Komnas HAM sudah memberi rekomendasi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Namun hingga kini publik dan pengamat masih mempertanyakan kerja kepolisian menuntaskan kasus, memburu siapa aktor paling bertanggung jawab. Komnas HAM menilai masih kurang cukup Polri menetapkan enam tersangka.
Sementara itu, keriuhan kasus-kasus jenderal polisi justru mengemuka. Menko Polhukam, Mahfud MD mengklaim tengah ada “perang bintang” di tubuh Polri yang melibatkan para jenderal.
Baca juga : Prabowo Sowan ke Rais Aam PBNU: Bukan Urusan Pilpres
Menurut Sekjen Federasi KontraS, Andy Irfan, bisa saja perang bintang itu merembet pada pengusutan Tragedi Kanjuruhan. Dia menerangkan, dugaan itu muncul dari kebuntuan kasus tersebut.
“Mau enggak mau, suka enggak suka, kita memiliki feeling ada semacam aksi jebak-menjebak, aksi saling pukul di antara para jenderal kita di polisi,” ungkap Andy, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Minggu (6/11/22).
Kemudian Andy mempertanyakan alasan Polri tak kunjung memeriksa Kapolda Jatim, Irjen Nico Afinta. Dia menegaskan, Nico jelas-jelas bertanggung jawab atas pemberian izin pertandingan sampai mengizinkan Bantuan Kendali Operasi (BKO) pengamanan.
Baca juga : PAN Usulkan Zulhas Diduetkan dengan Airlangga Jadi Paslon KIB
Sekadar informasi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru memutasi Nico ke jabatan Staf Ahli Sosbud Kapolri. Kemudian posisi Nico diisi oleh Irjen Teddy Minahasa, yang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus narkoba sesaat sebelum pelantikan.
Andy melanjutkan, dugaan “perang bintang” membuat buntu Tragedi Kanjuruhan itu minim bukti. Meski begitu, dia mengakui hal serupa pernah terjadi pada sejumlah tragedi kemanusiaan di negeri ini. Dia memaparkan, sejarah mencatat perseteruan jenderal di tragedi-tragedi seperti Malari, penculikan aktivis ’98, penembakan Semanggi, hingga Komando Jihad.
“Mau enggak mau nalar konspiratif kita, ‘Orang lagi bertempur nih masing-masing jenderal ini, dan korbannya adalah rakyat’,” tutur Andy.
Baca juga : Hasto Soal Isu Jokowi Jadi Ketum PDIP: Provokator Politik
Senada dengan Andy, Peneliti bidang kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, juga menilai saat ini ada pertempuran antarjenderal di Polri. Dia pun menyebut perseteruan itu merambat ke Tragedi Kanjuruhan, yang tercermin mulai dari mandeknya penetapan tersangka sampai keputusan Polri menolak laporan Aremania.