Menurutnya, daripada menghabiskan dana besar untuk mencetak sawah di lahan gambut yang pasti uangnya dari hutangan. Daripada merusak gambut, daripada menabrak banyak aturan perundangan, daripada masuk penjara akibat merugikan keuangan negara dll. Ubah pikiran kita.
Baca juga : Anies Larang Para Dermawan Bagi Sedekah di Pinggir Jalan, Kenapa?
Intensifkan lahan sawah dan lahan pinggir hutan untuk meningkatkan produksi padi dan jagung. Pertahankan subsidi benih. Januari 2020 Pemerintah sudah pangkas lebih 60 persen alokasi pupuk subsidi. Kembalikan anggaran itu, dan tambah subsidinya. Toh petani miskin penerima subsidi.
Di pinggiran hutan jati di Pulau Jawa, ada lebih 800 ribu ha lahan yang bisa ditanami jagung. Sebagian bisa dan sudah terbiasa serta diandalkan untuk produksi jagung. Ada sekian ribu ha bisa ditanami padi. Sebagian besar bisa untuk padi gogo.
“Kalau dianggap kurang, lihat Sumatera dan Kalimantan. Setiap tahun sedikitnya 5 persen luasan lahan sawit harus direplanting. Saat replanting, petani sawit tetap butuh makan dan membiayai anaknya sekolah di Jawa. Berdayakan mereka,” kata Amal.
Baca juga : PKS: Jokowi Telat, Anies Lebih Dulu Larang Mudik Meski Akhirnya Dibatalkan Luhut
Amal meyakini cara ini sudah terbukti. Padi gogo bisa berhasil di lahan sawit yang sedang replanting. Para peneliti di kampus sudah banyak yang menghasilkan benih padi gogo.
“Kita punya balai benih keren Sukamandi. Kita punya benih Inpago, padi gogo tahan panas dan lahan kering,” imbuhnya.
Di Kalimantan dan Sumatera ada lebih sejuta hektar lahan pasang surut. Tumpahkan saja anggaran APBN untuk modernisasi tanam padi di lahan pasang surut. Lebih rendah risikonya. Rakyat pun bisa terlibat.
Baca juga : Jokowi Beri Kejutan, Buruh Tak Jadi Turun ke Jalan
Sedangkan di Sumatera petani sudah sangat terbiasa memanfaatkan lahan sawit tua dan lahan replanting untuk menanam jagung.
“Apalagi wilayah Sumut, industri pakan ternak cukup besar. Jadi offtaker jagung,” pungkas Amal.