Berbeda dengan Prancis dan Inggris, Amerika Serikat menentang pajak digital mereka dan menganggap sebagai diskriminasi terhadap perusahaan-perusahaan Amerika. Sebab sebagian besar perusahaan-perusahaan itu berada di Amerika dan akan menjadi salah satu yang paling terdampak aturan itu. Amerika kemudian mengancam akan menaikkan tarif impor dari negara-negara yang mengenakan pajak digital.
Pejabat Amerika dan Prancis menghentikan perdebatan mereka untuk sementara waktu. Keputusan itu diambil setelah pejabat Prancis bertemu dengan pemerintahan Donald Trump pekan lalu di Davos, Swiss. Trump selanjutnya menghentikan ancaman tarifnya dan Prancis menunda pengumpulan pajak digital pada tahun ini. Sementara kedua pihak mencapai kesepakatan melalui pertemuan bersama O.E.C.D.
Baca juga: Tolak Tawaran Amerika Amankan Natuna, Mahfud MD Akui RI Tak Mau Ikut Terseret Perang Lawan China
Kesepakatan sepertinya bakal sulit dicapai. Sebab pemerintahan Trump mendesak beberapa perusahaan diizinkan untuk memilih apakah akan tunduk kepada aturan pajak baru atau tidak. Ini juga akan menjadi pilihan yang sangat penting bagi perusahaan multinasional nonteknologi, seperti perusahan konsumen yang khawatir mereka akan dikenakan pajak baru berdasarkan perjanjan baru.
Direktur O.E.C.D. Pusat Kebijakan dan Administrasi Pajak, Pascal Saint-Amans mengatakan pada Jumat lalu bahwa untuk “spektrum yang sangat besar dari negara-negara,” posisi Amerika akan membuat perjanjian apapun sulit tercapai atau bahkan tidak mungkin. Negosiator setuju untuk menunda diskusi tentang desakan Amerika itu sampai semua masalah lain seputar perpajakan digital telah diselesaikan.
Saint-Amans melanjutkan, perlu ada “komitmen politik yang kuat untuk bekerja bersama” di antara negosiator, dan dia berharap akan ada lebih banyak kemajuan yang dicapai pada bulan Juli, ketika negosiator akan bertemu kembali di Berlin, Jerman.
Saint-Amans mengatakan prosesnya bergerak cepat “karena yang dipertaruhkan adalah perang dagang besar-besaran” khususnya antara Prancis dan Amerika Serikat.
Sekretaris jenderal O.E.C.D. Angel Gurría mengatakan dalam rilisnya bahwa negosiator masih menghadapi tugas yang berat menjembatani “perbedaan kebijakan kritis,” tetapi bahwa gagalnya pembicaraan itu berisiko akan terjadinya bencana ekonomi.
“Kami yakin bahwa kegagalan mencapai kesepakatan akan sangat meningkatkan risiko negara-negara akan bertindak secara sepihak “untuk mengenakan pajak dan tarif digital,” kata Gurría, “Dengan konsekuensi negatif pada ekonomi global yang kini sudah rapuh.”