
TIKTAK.ID – Bussa Krishna (33), dari Telangana, India sempat menjadi berita hangat setelah ia mengubah ruang pemujaannya menjadi kuil untuk patung Presiden AS, Donald Trump.
Kini, sosok peyembah Trump itu sudah tiada, ia tewas karena serangan jantung di rumah orang tuanya di Toopran, distrik Medak pada Minggu sore.
Menurut anggota keluarganya, Krishna pingsan saat minum teh.
Dia dilarikan ke rumah sakit setempat di Toopran, di mana dokter menyatakan dia meninggal pada saat tiba di rumah sakit tersebut.
Berbicara kepada media, sepupu Krishna mengalami tekanan setelah pujaannya itu dinyatakan positif Covid-19.
“Dia merasa tertekan selama beberapa minggu terakhir setelah mengetahui bahwa Trump dan Melania dinyatakan positif Covid-19.
“Tapi dia sehat dan tidak mengalami komplikasi medis sebelumnya,” kata Vivek, dikutip dari Hindustan Times, Jumat (16/10/20).
Sosok Bussa Krishna menjadi pembicaraan hangat dunia pada tahun 2018 ketika ia memasang foto Presiden AS, Donald Trump di ruang pemujaannya.
Ia kemudian menyembah foto Trump itu setiap hari bersama dengan dewa Hindu lainnya di rumahnya, di Desa Konne, Bachannapet, Distrik Jangaon.
Tahun 2019 lalu, dia telah membangun patung Trump setinggi enam kaki (1,8 meter) di depan rumahnya dan melakukan pemujaan seperti biasa serta memandikannya dengan susu.
Tak hanya itu, Krishna juga menempelkan poster dan stiker Presiden Donald Trump di seluruh rumahnya.
Ia juga menulis grafiti yang memuji Trump di dinding, bahkan dia memakai kaos dengan nama Trump setiap hari.
Selain berdoa beberapa kali, Krishna juga memberikan persembahan mulai dari bunga, hingga berdoa sambil menyalakan lilin di depan foto Trump.
Krishna juga membawa foto suami Melania tersebut setiap kali dia hendak berbelanja, bekerja, atau melakukan kegiatan yang lain.
Karena kegilaannya terhadap presiden AS, dia mendapat julukan sebagai “Trump Krishna” di lingkunganya.
Kepada Australia’s 9 News tahun 2018 silam, Krishna mengaku sering mendapat cemoohan dari orang-orang karena memuji sosok yang kerap berkata kontroversial tersebut.
Bahkan, baik keluarga maupun tetangganya menyuruhnya untuk menemui psikolog karena mengira dia sudah kehilangan kewarasan.
Namun, Krishna tetap teguh dengan pendiriannya.
“Trump adalah dewa saya, dan saya tidak terganggu dengan kritikan mereka,” tegasnya.
“Saya memberikan segala doa, pujian, dan persembahan kepada Trump sama seperti yang kami lakukan kepada dewa lainnya,” tambahnya.
Pemujaan tersebut membuat keluarganya jengah. Orang tuanya dilaporkan muak kepadanya, dan memilih meninggalkan rumah mereka.
Salah satu tetangganya, Sathayalkshimi, mengatakan Krishna telah melakukan “ritual” tersebut sepanjang tiga tahun terakhir.
“Dia selalu berkata betapa dia mengagumi Trump, dan terus berkata Presiden AS itu adalah dewanya, dan bakal terus memujanya,” tutur Sathayalkshimi.
Seminggu sebelum meninggal, Krishna telah merilis sebuah video yang berdurasi satu menit.
Dalam video tersebut, dia terlihat menangis untuk Trump dan berdoa agar cepat sembuh dari penyakit SARS-CoV-2 (Covid-19) yang dideritanya.
Sebelumnya, Krishna mengatakan dia sangat mengharapkan Donlad Trump kembali terpilih dan dan berkuasa dalam pemilihan presiden AS 2020.
Krishna adalah seorang pria yang mengalami putus sekolah, ia telah mengurus lahan pertanian di tanah dua hektar di desa. Sementara orang tuanya pindah ke Toopran beberapa tahun yang lalu.
Istrinya meninggal dunia tahun 2019 lalu saat melahirkan anak bayi laki-laki mereka.
Krishna mulai menyembah presiden AS setelah Srinivas Kuchibhotla, seorang insinyur perangkat lunak dari negara bagian, dibunuh oleh seorang veteran Angkatan Laut AS pada 2017.
“Saya sangat sedih atas kejadian itu. Saya pikir satu-satunya cara presiden AS dan rakyatnya dapat memahami kebesaran orang India adalah dengan menunjukkan cinta dan kasih sayang kami kepada mereka.
“Itulah mengapa saya mulai menyembah Trump dengan harapan bahwa doa saya akan sampai padanya suatu hari nanti,” kata Krishna.