TIKTAK.ID – Pembunuhan Komandan Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Jenderal Qassem Soleimani dan wakil komandan Unit Mobilisasi Rakyat Irak atau Al-Hashd Al-Sha’abi Abu Mahdi al-Muhadis oleh Amerika mendapat kecaman keras dari banyak pihak, salah satunya dari gerakan perlawanan Hizbullah di Lebanon.
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah mengutuk keras pembunuhan itu. Ia dalam pidatonya mengatakan bahwa tentara dan perwira Amerika akan pulang dalam peti mati sebagai pembalasannya, seperti yang dilaporkan PressTv, Senin 6 Januari 2020.
“Ketika peti mati prajurit dan perwira Amerika mulai diangkut … ke Amerika Serikat, (Presiden Amerika) Trump dan pemerintahannya akan menyadari bahwa mereka telah benar-benar kehilangan kawasan dan akan kalah dalam pemilihan,” kata Sayyid Hasan Nasrallah dalam pidato yang disiarkan langsung dari ibu kota Lebanon, Beirut, ketika berbicara di hadapan para pendukungnya, Ahad malam, 5 Januari 2020.
Baca juga: Buntut Pembunuhan Soleimani dan Al Muhandis, Parlemen Irak Sepakat Usir Pasukan AS dari Irak
Ia melanjutkan, bahwa respons terhadap pembunuhan Jenderal Soleimani bukan hanya tanggung jawab Iran, tapi juga tanggung jawab seluruh poros perlawanan.
Nasrallah menambahkan bahwa serangan terhadap pasukan militer AS di Timur Tengah akan menjadi “hukuman yang adil” untuk kejahatan tersebut, termasuk serangan ke pangkalan-pangkalan AS, kapal-kapal angkatan laut dan personil militer.
Pemimpin Hizbullah ini lebih lanjut mencatat bahwa tindakan teror oleh AS ini menandai dimulainya fase ketegangan baru untuk seluruh wilayah Timur Tengah.
“Pembunuhan yang menargetkan Jenderal Soleimani dan Muhandis adalah pintu menuju era baru bukan bagi Irak atau Iran, tetapi untuk seluruh wilayah,” kata Nasrallah.
Halaman selanjutnya…