“Berkawan tetap, namun kebetulan dalam kontestasi politik sekarang kita tidak bersekutu,” kata Sohibul.
Mengutip Merdeka.com, Partai PKS dan Gerindra bersama menjadi oposisi selama sepuluh tahun, hingga berkoalisi pada Pilpres 2019. Pasca pergelaran Pemilu 2019 usai digelar, Partai Gerindra memutuskan masuk menjadi bagian koalisi pemerintahan, dengan Prabowo bergabung di kabinet Jokowi-Ma’ruf sebagai Menteri Pertahanan.
Sementara PKS memilih untuk tetap menjadi oposisi dan memutuskan bercerai dengan Gerindra. Berakhir pula ungkapan Prabowo tentang PKS merupakan teman segajah.
PKS merasa kecewa dengan keputusan mantan Danjen Kopassus itu bergabung dengan Pemerintah. Sebab, PKS telah habis-habisan mendukungnya sebagai Capres di dua Pemilu.
“Secara umum, akhirnya memang setelah Prabowo bergabung ke koalisinya Jokowi, dan Prabowo menyatakan silakan partai koalisi saya untuk menentukan pilihan masing-masing, itu sudah selesai urusan koalisi. Saat itu sudah selesai,” ucap anggota Fraksi PKS DPRD DKI, Dany Anwar, di DPRD DKI Jakarta, Rabu (19/2/20).
PKS kini justru ingin pindah ke lain hati. PKS pun memilih NasDem, yang hubungannya tak terlalu baik dengan koalisi Jokowi.