
TIKTAK.ID – Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie mengklaim bahwa dirinya telah disuntik vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto. Melalui sebuah video yang sudah dikonfirmasi, terlihat pria yang akrab disapa Ical itu menunjukkan sebuah plastik transparan dan menyatakan telah disuntik menggunakan vaksin Nusantara.
“Ini vaksin Nusantara, saya yang pertama kali, Insyaallah berhasil,” ujar Aburizal dalam video tersebut, seperti dilansir CNNIndonesia.com.
Kemudian Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satria Wangsa membenarkan bahwa mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut telah menjalani vaksinasi dengan menggunakan vaksin Nusantara.
“Iya benar, sekitar Minggu kemarin divaksin di RSPAD [Gatot Subroto],” terang Mara, semalam (13/4/21).
Menurut Mara, kemungkinan besar Aburizal disuntik vaksin Nusantara sebagai relawan. Ia juga menyebut Aburizal percaya dengan kemampuan Terawan selama ini. Oleh sebab itu, Ical pun mendukung vaksin Corona buatan anak bangsa sendiri.
“Ini kan sudah sesuai dengan permintaan Bapak Presiden agar kita mencintai produk dalam negeri,” tutur Mara.
Kemudian Mara juga mengakui Aburizal mendukung pelbagai upaya yang dilakukan anak bangsa untuk membuat vaksin sendiri. Ia menjelaskan, Aburizal bahkan mendoakan agar vaksin Nusantara bisa membawa kemaslahatan bagi bangsa ke depannya.
Perlu diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan bahwa vaksin Nusantara belum bisa lanjut ke tahap uji klinis fase II karena beberapa syarat belum terpenuhi. Di antaranya Cara Uji Klinik yang Baik (Good Clinical Practical), Proof of Concept, Good Laboratory Practice, dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (Good Manufacturing Practice).
Kepala BPOM, Penny Lukito menyampaikan pihaknya tidak pilih kasih terkait uji klinis vaksin apa pun, termasuk terhadap vaksin Nusantara. Ia juga memaparkan, komponen yang digunakan vaksin tersebut kebanyakan impor, sehingga tidak sesuai dengan klaim vaksin karya anak bangsa.
“Bahwa ada komponen yang betul-betul komponen impor dan itu memang tidak murah. Selain itu, pada saat pendalaman didapatkan antigen yang digunakan, tidak dalam kualitas mutu untuk masuk ke dalam tubuh manusia,” ungkap Penny dalam rapat dengar dengan Komisi IX DPR RI yang disiarkan secara daring, Kamis (8/4/21).