Rizal mengklaim dirinya sering memprediksi bagaimana nasib ekonomi Indonesia. Ia yakin, banyak ramalannya di bidang makro, korporasi dan bisnis, hampir menjadi kenyataan semua.
“Bukan karena Rizal Ramli punya indra ke-6. Karena kita sudah terbiasa memonitor semua masalah dengan angka. Kita bikin prediksi, simulasi, sehingga ramalan itu kebanyakan terjadi semua. Seperti contoh Soeharto dulu,” terangnya.
Rizal kemudian menjelaskan kelima hal penting di sektor ekonomi yang menyebabkan krisis. Di indikator makro ekonomi, menurutnya angka saat ini turun dan merosot bahkan lebih buruk keadaannya ketimbang di era 10-15 tahun yang lalu.
Baca juga: India Tembus Lima Besar Kekuatan Ekonomi Dunia
“Dari defisit perdagangan, transaksi berjalan, balance anggaran, tax ratio dan lainnya. Kalau semua indikator makro merosot, harusnya rupiah melemah. Tapi tidak terjadi karena doping. Doping ini Pemerintah pinjam uang besar dari luar negeri dengan bunga lebih mahal, agar rupiah menguat sedikit,” jelasnya.
Doping, jelas Rizal, di awal memang berjalan baik. Tapi ketika ekonomi terus didoping dengan pinjaman, maka yang terjadi ekonomi akan kacau dan gelagapan.
Kemudian, faktor yang mempengaruhi krisis ekonomi yakni turunnya daya beli masyarakat. Rizal sering mendapat keluhan dari pedagang di Jakarta bahwa penjualan merosot pada tahun 2019.
Baca juga: Himpunan Pengusaha Pribumi: WNI Eks Kombatan ISIS Pulang, Ekonomi RI Terancam Tumbang
Halaman selanjutnya…