“Karena harusnya mereka menanam padi pada September tahun lalu, tapi kekeringan luar biasa, akhirnya baru bisa tanam bulan Januari ini. Akhirnya panennya molor Mei-Juni,” tandasnya.
Saat petani panen, lanjut Rizal, ternyata Bulog punya uang untuk membeli beras impor, meski memiliki utang Rp 30 triliun.
“Di gudang, Bulog punya cadangan beras impor 1,7 juta ton. Jadi kasihan petani kita pas panen, yang beli nggak ada. Di desa itu sederhana, ada panen, ada uang, nah kalau nggak ada panen ya nggak ada uang, susah benar,” katanya.
Baca juga: Jokowi Sentil Uni Eropa yang Hambat Sawit RI: Ini Perang Ekonomi Negara!