
TIKTAK.ID – Belakangan ini wacana memasangkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ramai diperbincangkan.
Merespons hal itu, Managing Director of Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam menyebut wacana “Duet Pemersatu Bangsa” hanya gagasan ideal, tapi fakta politiknya tak mudah diwujudkan.
“Ide itu tidak mudah diwujudkan karena sampai saat ini masih belum ada titik temu dan kesepahaman antar-elite dalam mewujudkan persatuan,” ungkap Umam, seperti dilansir Kompas.com, Selasa (28/6/22).
Baca juga : Sebut Jokowi dalam Misi Perdamaian Dunia, PBNU Minta Masyarakat Dukung dan Berdoa
Umam menilai ide “Duet Pemersatu Bangsa” hanya dapat dibangun di atas fondasi egalitarianisme, kesetaraan, atau sikap saling menghargai. Dia menjelaskan, hal yang tak kalah pentingnya yakni tidak saling mendominasi dan merasa kelompoknya paling tinggi dibanding yang lain dalam formasi koalisi.
“Bila kondisi tersebut masih tidak bisa diwujudkan, maka fondasi koalisi Pemersatu Bangsa hanya utopia belaka,” terang Umam.
Menurut Umam, polarisasi saat ini seakan dijaga dan dinikmati, tidak terkecuali oleh pihak yang acap kali mengampanyekan pentingnya kebhinekaan.
Baca juga : Gerindra Minta Kepastian Prabowo Maju Capres Jelang Rakernas
Seperti diketahui, duet Anies-Ganjar pertama kali diusulkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Kemudian Wakil Ketua Umum Partai Nasdem, Ahmad Ali mengklaim Surya Paloh menyampaikan usulan tersebut demi menyatukan masyarakat yang terbelah saat Pemilu 2014 dan 2019 silam.
“Pak Surya Paloh sudah beberapa kali menyampaikan itu, kalau Pilpres dua kali membuat perpecahan polarisasi begitu dalam dan nyata,” tutur Ali, Senin (27/6/22).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menganggap wajar jika Surya Paloh berpandangan demikian.
Baca juga : Gerindra Tegaskan Langkah Jokowi ke Ukraina dan Rusia Sesuai Amanat UUD 1945
“Ya karena disampaikan oleh Ketua Umum partai politik, Pak Surya Paloh, saya kira kan itu suatu wacana atau pernyataan yang menurut saya biasa saja,” ucap Doli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin. Dia berpendapat setiap parpol punya kedaulatan dalam mengambil keputusan, kebijakan, dan strateginya masing-masing.
Di sisi lain, politikus PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat mengaku tidak sepakat dengan usulan mengenai duet figur-figur tertentu mampu mempersatukan bangsa. Dia menjelaskan, persatuan bangsa terjadi akibat adanya persamaan pemahaman mengenai sebuah ideologi.