Terlepas dari itu semua, masyarakat dituntut cerdas dan bijak dalam menyikapi setiap tayangan yang ditonton.
Di antara komentar pendek netizen, ada pula beberapa akun yang terlibat diskusi panjang dan lumayan serius soal fatwa MUI.
Sebut saja akun bonnie baby @angewwie yang menyatakan: Nggak paham kenapa MUI memfatwakan haram netflix. Netflix cuma wadah, sebuah platform yg di dalamnya banyak sekali ragam tontonan yang bisa kita pilih. Toh biasanya serial yang memiliki unsur dewasa, ilustrasi grafis ttg kekerasan, dsb juga memiliki peringatan di deskripsinya.
Baca juga: Jubir Wapres: MUI Jatim Aneh dan Tidak Wajar
Dengan logika yang sama, apa bedanya dengan mengharamkan gedung? Kan ada gedung yg dipakai utk diskotik, utk layanan prostitusi, dan hal-hal yang berbau “kemaksiatan” yang lain?
Berarti kita menampik fakta bahwa gedung, pun, sbg wadah, bisa dialokasikan untuk tempat ibadah.
Cuitan panjang ini kemudian direspons akun Retnani A @retnaniplanet: Gak usah bingung, konsensus ulama MUI mmg spt itu. Banyak yg sudah diharamkan spt Mobile Legend jg contohnya. Kita pun bebas kok mau ikut fatwa itu atau tidak, cari aja konsensus ulama yg bikin kita nyaman.
Senada, akun Bogi Yuniar Rachman @bogiyuniar juga menganggap fatwa MUI tak wajib diikuti karena bukan representasi umat Islam: MUI ngefatwa barang/jasa yang dianggap ga cocok ya semaunya mereka. Mulai barang kecil seperti rokok sampai PLTN aja bisa. Suka-suka merekalah. Lagian MUI jg ga wajib diikuti, toh bukan representasi Islam, dan fatwa sifatnya legal opinion, bukan hukum positif
Bahkan, menurut Bogi, fatwa MUI kali ini bisa ditebak juga terkait pajak: Iyap, kalau ngelihat polanya dari provider, kominfo, lalu ditambah legitimasi agama dari MUI, kebijakan ini kayak maksa banget. Belajar dari sebelumnya (Twitter & Telegram), ujung-ujungnya soal pemasukan negara dari pajak. Hmm.
kayak tahun sebelumnya, kasus Telegram yang banyak disusupi ISIS. Kominfo mau blokir, tapi netizen saat itu bisa support Telegram penuh, sampai akhirnya Durov datang ke sini. Ujung-ujungnya apa? Pajak.
Kayaknya utk Netflix, netizen juga kudu support dgn alasan yang sama.