Kemudian Hasto mengklaim bahwa PDI Perjuangan kagum dengan Sumbar. Mrnurutnya, dari bahasa Melayu saja, sejarah telah mencatat bagaimana bahasa yang pada tahun 1928 digunakan oleh sebagian kecil masyarakat Nusantara, mampu diterima sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan diterima oleh semua suku bangsa menjadi bahasa persatuan Indonesia.
“Bahkan makanan Padang diterima secara luas dan terbuka di seluruh Indonesia. Masyarakat Indonesia juga menjadikannya sebagai makanan nasional. Kalau bahasa dan makanan saja sudah Go Nusantara, masak mendapat masukan dan harapan agar modal kultural kepeloporan Sumbar untuk lebih Pancasilais, lalu direspons seperti itu,” kata Hasto.
Baca juga : Anies, Emil, dan Ganjar Berlomba Cari Utang, Ini Kata Investor
Hasto menjelaskan, pernyataan yang disampaikan Puan merupakan bagian dari dialektika ideologis dan disampaikan dengan baik. Ia pun mengajak masyarakan melihat secara objektif dan proporsional, serta menjauhkannya dari dinamika Pilgub.