Terakhir adalah kasus penyerangan bom bunuh diri Mapolrestabes Medan oleh RMN. Juru bicara Polisi Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan RMN terpapar radikalisme dari istrinya berinisial DA. DA menurut Polisi kerap berkomunikasi dengan napiter di Lapas Medan. Bahkan mereka diduga merencanakan serangan teror ke Bali.
“Dalam komunikasi media sosialnya, mereka merencanakan aksi terorisme di Bali. Itu lagi didalami dan dikembangkan,” kata Dedi di Mako Brimob, Kelapa Dua Depok, Kamis (14/11/19).
Baca juga: Waspada Paham Radikal, Akun Medsos CPNS Akan Diperiksa
Irfan menjelaskan, tren baru kelompok terorisme yang melibatkan keluarga, yaitu istri dan anak-anak mereka tak lepas dari perkembangan paham radikalisme yang terus berkembang di kelompok-kelompok teroris berserta turunannya. Salah satunya pahaman mereka yang hanya diarahkan pada satu makna.
“Intinya jihad itu diarahkan satu makna, tafsiran hijrah diarahkan satu makna, tafsiran thogut diarahkan satu makna. Dan tafsiran kafir itu dipaksakan ke semua orang, bukan hanya polisi,” tandas Irfan.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Medan Bikin Galau Pengemudi Ojol