TIKTAK.ID – Politisi PDI-Perjuangan, Ruhut Sitompul menyatakan heran dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan yang menyebut manfaat reklamasi dapat mengatasi banjir. Ruhut mengatakan hal itu berbanding terbalik saat kampanye Pilgub 2017, yang bersikeras menolak proyek tersebut.
“Kemarin-kemarin ke mana saja?” ujar Ruhut, seperti dilansir Wartaekonomi.co.id dari Tagar TV pada Jumat (24/7/20).
“Ibarat meludah, lalu dia menelan ludahnya kembali, itulah seorang Anies. Ia hanya pintar bermain kata-kata,” imbuh Ruhut.
Baca juga : Hashim Bilang Ada Mark Up Proyek Alutsista di Kemenhan, Anak Buah Prabowo Tak Terima
Ruhut menganggap Anies telah lupa sejarah reklamasi yang dicetuskan Presiden Soeharto saat berpidato janji politik menolak reklamasi.
“Anies lupa kalau sekarang ini era Reformasi. Rakyat sudah sangat cerdas,” tegas Luhut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Anies telah menerbitkan surat izin perluasan Dunia Fantasi dan Taman Impian Ancol Timur, masing-masing 35 dan 120 hektare. Anies mengklaim dengan memanfaatkan daratan yang muncul akibat penumpukan lumpur dari pengerukan sungai dan waduk di Jakarta, dapat mengatasi banjir.
Baca juga : Serangan ke Erick Thohir Makin Keras, Adian: Jokowi itu Presiden atau Pengantar Surat?
Sementara pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menyebut pernyataan Anies bahwa reklamasi Ancol bisa mengurangi banjir di Ibu Kota, tidak tepat.
“Untuk membebaskan warga dan kota Jakarta dari banjir, seharusnya menata bantaran 13 kali dengan normalisasi atau naturalisasi,” terang Nirwono, seperti dilansir Suaraindo.id, Minggu (12/7/20).
Nirwono mengatakan normalisasi sungai maupun naturalisasi juga bisa mengurangi sedimentasi sungai dan merelokasi warga yang ada di bantaran. Untuk mengurangi banjir di DKI, lanjutnya, perlu upaya serius dalam merevitalisasi 109 situ, danau hingga embung, yang juga berguna untuk mengurangi sedimentasi.
Baca juga : Soal Isu Anaknya Mau Jadi Menteri Jokowi, Amien Rais: Nauzubillahiminzalik!!
“Pemerintah juga perlu merehabilitasi saluran air kota dan menertibkan bangunan ilegal yang berdiri di atasnya,” kata Nirwono.
Kemudian Nirwono menyarankan Pemerintah untuk menambah luas ruang terbuka hijau agar penyerapan air semakin maksimal. Ia mengungkapkan, hal itu tidak banyak dilakukan oleh gubernur DKI dalam mengendalikan banjir.
Lebih lanjut, Nirwono menyatakan jika keempat kebijakan tersebut ditetapkan, justru sedimentasi di badan air seperti sungai hingga waduk bakal berkurang dengan signifikan. Menurutnya, banyaknya sedimentasi justru menunjukkan banyak terjadi erosi di badan air.
Baca juga : DKI Pecah Rekor Penambahan Kasus Covid-19, Anies Baswedan Malah Sangat Bersyukur. Lho?
“Artinya, hal itu menandakan kerusakan lingkungan,” jelasnya.