TIKTAK.ID – Sejumah platform media sosial turut merespons invasi Rusia ke Ukraina. Salah satunya dilakukan oleh Meta Inc mengenai pemasangan iklan.
Meta Platforms Inc diketahui telah melarang media milik negara Rusia untuk menghasilkan uang dari konten di platform mana pun milik raksasa jejaring sosial tersebut. Bahkan Meta juga melarang media milik negara Rusia untuk memasang iklan.
“Kami juga akan terus memberikan label pada media tambahan milik negara Rusia. Perubahan tersebut sudah mulai berlaku dan akan terus berlangsung selama akhir pekan,” ujar Kepala Kebijakan Keamanan di Meta, Nathaniel Gleicher, seperti dilansir Okezone.com.
“Saat ini kami melarang media milik negara Rusia memasang iklan atau monetisasi di platform mana pun milik kami di seluruh dunia,” sambung Gleicher.
Selain itu, Facebook, salah satu platform milik Meta, juga meluncurkan fitur keamanan ekstra supaya pengguna di Ukraina dapat melindungi akun mereka. Pengguna di Ukraina bisa mengunci akun, sehingga orang lain yang tidak berteman dengan mereka tak dapat melihat aktivitas di platform tersebut. Kemudian Twitter, usai invasi Rusia, membagikan cara mengamankan hingga mematikan akun.
Sama seperti Meta, Google juga memblokir media milik negara Rusia, RT, supaya tidak memperoleh penghasilan dari iklan. Larangan dan pemblokiran tersebut pun berlaku untuk produk-produk Google lain, seperti YouTube.
Mengutip Reuters, Minggu (27/2/22), sejumlah akun YouTube di Rusia tidak dapat menerapkan monetisasi dari platform itu dengan alasan “kejadian luar biasa”. Media Rusia lain yang mendapat sanksi, yakni dari Uni Eropa, juga tidak dapat monetisasi konten mereka.
Tidak hanya itu, Google melarang media-media tersebut memakai teknologi mereka untuk menghasilkan uang dari situs dan aplikasi. Media Rusia bahkan sudah tidak dapat membeli iklan lewat Google Tools dan memasang iklan di layanan Google, termasuk Search dan Gmail.
“Kami memantau secara aktif perkembangan terkini dan bakal mengambil langkah lainnya jika perlu,” ungkap Jubir Google, Michael Aciman, mengutip CNN Indonesia.
Lebih lanjut, Jubir YouTube Farshad Shadloo menyebut video dari media-media yang diblokir itu akan jarang muncul dari rekomendasi. Dia menjelaskan, konten dari RT dan media lainnya yang dilarang tidak bisa diakses dari Ukraina, berdasarkan permintaan Pemerintah Ukraina.