Agresi Aliansi militer, yang telah bertahun-tahun menyerang Yaman menuai kecaman internasional atas serangan udaranya yang menyasar sekolahan, rumah sakit dan pesta pernihakan, hingga mengakibatkan tewasnya ribuan warga sipil.
Pada 14 Juli, PBB melaporkan serangan udara di provinsi Hajjah menewaskan tujuh anak-anak, beberapa di antaranya bahkan masih berusia dua tahun.
Keesokan harinya, kelompok Houthi dan pekerja bantuan melaporkan serangan udara Koalisi menghantam perayaan penyunatan bayi laki-laki yang baru lahir, di Jawf, telah menewaskan sedikitnya 10 warga sipil, termasuk enam anak dan dua wanita.
Baca juga: Dewan Muslim India Memperingatkan Kasus Hagia Sophia akan Terjadi pada Kuil Ram
Konflik Yaman meletus pada akhir 2014, bersamaan dengan gelombang Arab Spring di Timur Tengah, yang dipicu kekecewaan rakyat atas pemimpin mereka. Pada saat itu, Houthi berdiri bersama rakyat Yaman, hingga memaksa Presiden Abd-Rabbu Mansout Hadi melarikan diri ke Saudi.
Tahun berikutnya, Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya membentuk Koalisi untuk menyerang kelompok Houthi, dengan dalih untuk menghentikan pengaruh Iran yang tumbuh di Yaman.
Agresi Saudi ke Yaman telah menewaskan lebih dari 100.000 orang dan menciptakan bencana kemanusiaan terburuk di dunia, dengan lebih dari tiga juta orang mengungsi secara internal dan dua pertiga populasi lain bergantung pada bantuan makanan untuk bertahan hidup.