
TIKTAK.ID – Partai yang berkuasa di Zimbabwe mengancam akan mengusir Duta Besar Amerika Serikat, menyebutnya “penjahat” dan menuduhnya mendanai demonstrasi anti-Pemerintah yang rencananya akan digelar pada Jumat mendatang. Namun, Amerika menyebut tuduhan itu “sangat ofensif”, tulis The Associated Press, Rabu (29/7/20).
Pemerintah Zimbabwe dalam beberapa pekan terakhir terus menuduh Kedutaan Besar Amerika mendukung aktivis anti-Pemerintah yang menumpahkan tekanan kepada Presiden Emmerson Mnangagwa di tengah merosotnya perekonomian, tuduhan korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.
Kedutaan Amerika membantah tuduhan ikut campur dalam politik lokal di negara Afrika selatan itu.
Juru Bicara partai yang berkuasa ZANU-PF Patrick Chinamasa pada Senin kemarin mengatakan bahwa Duta Besar Amerika, Brian Nichols dan “sekelompok gangster” harus berhenti “memobilisasi dan mendanai gangguan, mengoordinasikan kekerasan dan melatih pemberontakan. Kami tidak akan segan untuk mengusirnya.”
Dia menambahkan, “Para diplomat seharusnya tidak berperilaku seperti penjahat, dan Brian Nichols adalah penjahat.”
Kedutaan AS tidak segera mengomentari tuduhan itu. Namun diplomat top Amerika untuk Afrika, Tibor Nagy, mengatakan di Twitter: “Komentar dari #ZANUPF – walaupun sayangnya tidak mengejutkan -sangat menyinggung. Kami telah memanggil Duta Besar Zimbabwe untuk menjelaskan hal itu”.
Dalam sepekan terakhir, Menteri Informasi Monica Mutsvangwa dan Menteri Luar Negeri, Sibusiso Moyo menuduh negara-negara Barat mensponsori seorang jurnalis terkenal, Hopewell Chin’ono yang mengungkap dugaan korupsi Pemerintah, dan seorang politisi oposisi, Jacob Ngarivhume yang diduga sebagai dalang di balik demonstrasi anti-Pemerintah.
Keduanya telah ditahan selama seminggu atas tuduhan mengoorganisir protes yang direncanakan. Polisi mengatakan mereka sedang mencari beberapa aktivis dan politisi lain yang dituduh memobilisasi protes.
Kedutaan Besar Amerika dalam beberapa pekan terakhir telah berulang kali meminta Pemerintah Mnangagwa untuk menghormati hak asasi manusia.
Mnangagwa telah berjanji untuk memperbaiki hubungan dengan Amerika dan negara-negara Barat ketika ia mengambil alih kekuasaan dari almarhum Robert Mugabe pada 2017, bahkan menawarkan Presiden Donald Trump beberapa tanah untuk membangun lapangan golf di kota wisata Victoria Falls. Mnangagwa sendiri masih menanggung sanksi Amerika dengan dugaan pelanggaran.
Namun, hubungan Zimbabwe dengan Amerika saat ini menggemakan era Mugabe, ketika Duta Besar Barat secara rutin mendapat ancaman pengusiran.