Hermawan akhirnya mengatakan kalau ia spontan bicara itu karena sekitarnya terus berkata, “Jokowi curang”. Ia menuturkan, Jokowi yang dimaksud telah curang adalah calon presiden pada saat itu.
Hermawan juga berdalih tidak ada niat serius untuk melakukan pemenggalan karena pada saat ia mengucapkan ancaman, ia tidak memegang senjata sama sekali. Ancaman itu diakuinya karena terbawa emosi.
Setelah itu, Majelis sempat memutar kembali video tersebut untuk memastikan bahwa pria di dalam video adalah Hermawan. Hermawan pun membenarkan bahwa dirinya yang ada dalam video.
Dalam sidang, Hermawan mengaku datang dalam aksi demonstrasi sebagai simpatisan, bukan dari jaringan apa pun. Itu pun karena diajak temannya mengikuti aksi.
“Saya diajak kawan semasa kecil, Ryan Maulana,” ucapnya.
Sebelum pergi ke tempat aksi, Hermawan sempat bekerja terlebih dahulu di BWA (Badan Wakaf Al-Quran). Kemudian, ia dan Ryan melaksanakan shalat Jumat. Dari sana, mereka menaiki motor berdua ke tempat unjuk rasa di depan Bawaslu.
Sesampainya di lokasi aksi, Hermawan mengklaim tidak langsung bergabung ke kerumunan massa. Melainkan membantu aparat menertibkan mobil yang lewat, baru kemudian bergabung dengan kerumunan massa. Pada saat itu, lanjut Hermawan, suasana begitu ramai dengan demonstran yang menghujat Jokowi.