TIKTAK.ID – Pada masa seperti ini membuat kita menghabiskan sepanjang waktu berada di rumah. Bahkan, ketika di rumah aktivitasnya hanya tidur dan rebahan. Namun, hal tersebut tidak membuat tubuh kita bisa bangun dengan segar.
Meski sering rebahan atau tidur-tiduran, seseorang malah terbangun dengan rasa lelah. Hal seperti ini banyak dilakukan oleh para kaum muda.
Mereka terbangun dan hal yang kerap dialami ketika membuka mata adalah muncul rasa capek dan pening. Padahal, merasa waktu tidurnya sudah cukup lama dan bahkan bangun tidurnya lebih siang daripada biasanya.
Kondisi seperti ini dikenal dengan belum penuh atau belum on.
Berdasarkan informasi dari The Independent, kondisi seperti itu dalam bahasa ilmiah disebut dengan inersia tidur.
“Kondisi seperti ini terjadi ketika seseorang berada di antara fase tidur dan terbangun, namun dia belum benar-benar siap untuk bangun. Kemudian, orang tersebut akan merasa berat, mengalami disorientasi, sulit berpikir jelas, dan bertingkah aneh dalam beberapa waktu setelah terbangun,” buka psikiater konsultan di Priory Hospital Roehampton, Dr. Natasha Bijlani.
Seorang Professor Neurosains Psikologi dari University of California, Matthew Walker mengatakan bahwa kondisi seperti itu terjadi karena sejumlah alasan. Dia mengatakan bahwa hal seperti itu karena tidak tidur seperti kebiasaan, tidur kurang nyenyak, tidur kurang lama, atau mengalami masalah gangguan tidur.
Kemudian faktor lain yang sangat signifikan adalah kecemasan. Hal seperti ini sangat khusus berupa kecemasan terhadap kualitas tidur pada malam harinya. Pada saat seseorang cemas, mereka akan bangun dengan keadaan yang tidak menyenangkan dan merasa waktu tidurnya kurang penuh.
Sementara itu, munculnya pandemi virus Corona ini membuat seseorang juga merasa cemas. Hal tersebut yang kemudian berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan. Bahkan, hal tersebut membuat banyak orang tua bermimpi buruk dan bahkan masalah stres juga meningkat.
Matthew Walker menerangkan, rasa cemas bisa berdampak pada kualitas tidur seseorang. Hal tersebut karena seseorang tidak bisa benar-benar tidur dengan lelap dan merasa terjaga.
“Kita tahu, seseorang yang sedang merasa cemas, mereka tidak akan bisa tidur dengan lelap,” jelas Matthew Walker.