
’’Meski yang menyatakan itu memakai jaket almamater UMJ kami nyatakan tidak bisa mewakilinya. Itu sikap dia pribadi,’’ tegasnya.
Ma’mun yang juga akademisi dan pengamat politik, mengatakan adanya sikap seperti ini menandakan keadaan yang memprihatinkan dalam dunia kemahasiswaan Indonesia. Sebagian aktivis mahasiswa banyak yang terjebak dalam kepentingan politik praktis yang berujung pada soal-soal material.
‘’Saya selaku akademisi yang berada langsung di kehidupan sehari-hari mahasiswa, melihat sikap pragmatis dengan tidak mengedepankan intelektual kini marak. Dan harus diakui sikap ini juga salahnya berasal dari generasi aktivis seniornya yang banyak bersikap sama. Situasi ini mulai hari ini harus diperbaiki. Mahasiswa selain generasi intelektual mereka juga dituntut nurani dan kepekaan. Kami sedih membaca adanya berita tersebut yang sudah tersebar di berbagai media massa dan media sosial,’’ katanya.
Baca juga: Anies Minta Menkeu Cairkan Dana Piutang DKI, Gerindra Ngegas: Pencitraan, Kan Ada Duit Formula E
Seperti diketahui berita mengenai penolakan pemberian fasilitas hotel bagi penginapan para tenaga medis yang merawat pasien Corona salah satunya termuat pada laman WARTAKOTALIVE.COM.
Dalam berita berjudul “Aliansi BEM Jakarta Bersuara Nilai Fasilitas Hotel Bintang Lima Untuk Tenaga Medis Berlebihan”, puluhan orang yang mengaku aktivis mahasiswa dan tergabung dalam BEM Jakarta Bersatu itu memberikan sejumlah pandangannya terkait kondisi DKI Jakarta di tengah pandemi Virus Corona atau Covid-19. Terutama terkait sejumlah kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mereka nilai kurang tepat bahkan cenderung bernuansa politis ketimbang solutif. Padahal, seperti yang disampaikan Ma’mun Murod, para mahasiswa inilah yang justru terjebak kepentingan pragmatis sehingga ikut memasuki area politik praktis.










