Kemudian muncul kembali opsi mengenai penjualan saham, tetapi Ahok menolaknya. Ahok beralasan, tak ada orang mati karena minum bir.
“Buat apa dijual? Ini perusahaan daerah yang menguntungkan. Selain produknya tak berdampak mematikan, yang bikin meninggal itu karena minumannya oplosan,” ucap Ahok pada Juni 2015.
Baca juga : Anggota DPR Meninggal Karena Corona, MPR Minta Jokowi Segera Lockdown Jakarta
Opsi penjualan kembali mencuat saat masa kepemimpinan Anies dan wakilnya, Sandiaga Uno pada 2017. Sandiaga menyebut tak ada untungnya Pemerintah memiliki saham perusahaan yang memproduksi bir.
Menurutnya, kepemilikan saham di perusahaan bir tidak berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Ia berencana mematangkan rencana tersebut dengan menunjuk investment banker yang mumpuni, seperti perusahaan Reksa Dana dan Bahana.