TIKTAK.ID – Madu dipercaya memiliki berbagai manfaat kesehatan sejak zaman kuno. Iranian Journal of Basic Medical Sciences 2013 melaporkan bahwa madu telah digunakan oleh manusia sejak 8.000 tahun lalu.
Dalam berbagai budaya, madu digunakan dalam keperluan pengobatan selama berabad-abad. Salah satu yang paling dikenal adalah dalam pengobatan Ayurveda, sebagai obat pencernaan dan ketidakseimbangan pada tubuh.
Hingga kini pun, madu memang terbukti memiliki berbagai khasiat kesehatan. Dikutip Kompas.com dari Healthline, madu dikaitkan dengan manfaat bagi tubuh, seperti baik untuk kesehatan jantung, penyembuhan luka, hingga kadar antioksidan dalam darah.
Sebab, madu mengandung sejumlah vitamin, mineral, elektrolit, enzim, asam amino, dan flavanoid. Madu juga memiliki sifat antibakteri, antioksidan, dan anti-inflamasi yang bermanfaat bagi tubuh.
Meski begitu, tetap ada aturan dalam mengonsumsi madu. Terlalu banyak mengonsumsi madu bisa mengakibatkan efek buruk karena kadar gula dan kalorinya yang tinggi.
Manfaat madu bisa dirasakan dengan cara membuatnya sebagai pengganti gula dan menikmatinya dalam jumlah sedang.
Mengutip Time.com, para ahli menyatakan pentingnya mengonsumsi madu dalam jumlah sedang. Artinya, hanya mengonsumsi madu satu sendok makan saja setiap harinya.
Pada satu sendok makan madu terdapat 64 kalori dan 17 gram gula, termasuk fruktosa, glukosa, maltosa, dan sukrosa. Anda pun bisa mencampurkan madu pada teh atau kopi, mengoleskannya pada roti, atau mencampurkannya pada sereal.
Medical News Today menjelaskan, Anda juga bisa menggunakan aturan umum dengan menggantikan satu sendok gula dengan 3/4 cup madu saat membuat kue.
Kemudian dalam memilih jenis madu terbaik, para ahli menyarankan untuk memilih yang berwarna lebih gelap. Pasalnya, warna yang makin gelap menunjukkan kadar antioksidan yang lebih tinggi.
Namun perlu diingat untuk tidak memberikan madu kepada anak di bawah usia satu tahun. Sebab, anak bayi dapat mengembangkan risiko botulisme, yaitu racun dari jenis bakteri tertentu yang disebut Clostridium botulinum.
Setelah memasuki usia satu tahun, sistem pencernaan manusia telah cukup siap untuk melawan racun berpotensi bahaya tersebut.