Politisi berusia 57 tahun ini adalah Ketua Majelis Konstituante Nasional, sebuah badan legislatif sangat kuat yang dibentuk oleh Pemerintah Maduro pada 2017. Dia telah melewatkan program televisi mingguannya pada Rabu, dan menyatakan pada saat itu bahwa dia “berjuang melawan alergi yang kuat” dan butuh istirahat.
Maduro mengatakan dalam siaran pernya Kamis bahwa diagnosis Cabello dikonfirmasi dengan pemeriksaan molekuler -tes yang biasanya dilakukan dengan sampel usap hidung.
Venezuela melakukan tes itu jauh lebih sedikit daripada negara-negara tetangga, dan sebagai gantinya sebagian besar menggunakan tes antibodi darah secara cepat. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa negara itu akan sangat bergantung pada tes cepat, yang tidak mendeteksi tanda-tanda penyakit pada awal infeksi, yang berarti akan ada kasus yang tak terdeteksi.
“Venezuela ada bersama Diosdado,” kata Maduro. “Aku yakin segera kita akan melanjutkan pertarungan ini.”
Sementara di Brasil, Presiden Jair Bolsonaro didiagnosis Covid-19 pada Selasa lalu.
Dia muncul pada siaran pers secara daring dari kediamannya pada Kamis lalu dan menantang seperti pada hari-hari sebelumnya. Dia sesekali batuk, tetapi tak menunjukkan gejala lain dari penyakit yang telah menewaskan lebih dari 69.000 orang di negara Amerika Selatan itu.
Bolsonaro mengulangi pandangannya bahwa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi ini lebih berbahaya daripada virus Corona itu sendiri. Dia bersikeras bahwa Wali Kota dan Gubernur perlu membuka kembali bisnis di negara bagian.
Baca juga: MA Perintahkan Bolsonaro Tampilkan Kembali Data Total Kasus Covid-19 di Brasil
“Kami membutuhkan Gubernur dan Wali Kota, dalam tanggung jawab mereka, untuk membuka kembali perdagangan. Kalau tidak, konsekuensinya akan berbahaya bagi Brasil,” kata Bolsonaro, mengenakan kemeja abu-abu dan duduk dengan nyaman di depan dua bendera nasional.