Ia pun menilai propaganda isu Komunis atau PKI sudah tidak efektif untuk menaklukkan lawan politik. Ia menyebut pihak yang terus-menerus menggunakan isu Komunis dan PKI sebagai propaganda politik untuk tujuan berkuasa merupakan kelompok yang tidak mau belajar dari kegagalan, serta kurang kreatif dan inovatif dalam membuat propaganda yang lebih efektif dan simpatik.
Selain itu, Karyono memaparkan isu PKI sengaja diambil Gatot untuk menimbulkan sentimen negatif masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kelima, Karyono menduga gaya Gatot Nurmantyo dalam mengampanyekan anti-PKI terinspirasi dari Presiden Kedua RI, Soeharto.
Baca juga : Dicoret Prabowo dari Posisi Waketum, Arief Poyuono Malah Jadi Ketua Umum
“Jualan isu Komunis atau PKI dalam konteks pertarungan politik memang tidak diharamkan. Namun Gatot terlalu sederhana dalam membuat kalkulasi politik jika hanya mengandalkan isu kebangkitan Komunis atau PKI. Mungkin saja dia hanya terinspirasi oleh kejayaan Jenderal Besar Soeharto yang berhasil menjadi pemimpin pemerintahan Orde Baru setelah berhasil menumpas PKI,” ucapnya.
Keenam, Karyono menjelaskan bahwa manuver Gatot berkaitan dengan urusan Pilpres 2024.
“Jika melihat manuver politik Gatot, semakin membuat orang yakin ada hasrat menjadi salah satu kandidat presiden atau wakil presiden pada pemilu mendatang. Hal itu wajar saja karena setiap warga negara memiliki hak, sejauh ia memenuhi syarat sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan,” terangnya.
Dengan demikian, Karyono berpendapat wajar saja apabila masyarakat juga melihat kepentingan Gatot dan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) sama untuk Pilpres 2024.