Terlebih, kata Devie, faktor rasional yang ada saat ini juga terbilang tidak cukup kuat untuk mengalahkan emosi masyarakat yang sudah lama “terkurung” di rumah demi memutus rantai infeksi virus Corona. Ia berpendapat masyarakat masih belum punya pengetahuan cukup dan juga pengalaman nyata yang langsung berhubungan dengan Covid-19.
“Berbeda dengan DBD. Masyarakat bisa jadi lebih takut karena punya pengalaman langsung entah saudaranya, temannya, atau tetangganya. DBD jauh lebih akrab dibanding Covid-19, karena masyarakat hanya disuguhi data tentang Covid-19 tapi tidak pernah benar-benar tahu bagaimana wujud dan dampaknya,” terangnya.
Baca juga : Heboh! Tengku Zulkarnain Ogah Bantu Ma’ruf Selama Ada Jokowi, Baru Mau Bantu Kalau Jokowi Wafat
Menurut Devie, orang membutuhkan pengalaman yang melibatkan seluruh panca indera seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan peraba untuk meyakinkan ada suatu ancaman bahaya. Apalagi, Devie menyatakan secara kultural, Indonesia merupakan masyarakat yang simbolik. Hal itu menyebabkan kalau tidak benar-benar melihat sendiri, maka mereka relatif tidak percaya.